KUNINGAN (MASS) – Diskusi publik dengan mendatangkan pemateri tokoh nasional Rocky Gerung menjadi daya tarik masyarakat Kuningan. Salah satu topik yang diperbincangkan oleh RG tentang pertentangan pikiran adalah pembuluh darah universitas.
“Pertentangan pikiran adalah pembuluh darah universitas. Kalau di universitas manggut-manggut, pengetahuan tidak bertambah. Jadi tugas universitas adalah menggeleng. Mengatakan tidak, salah, keliru, tolol, dungu, bodoh. Supaya timbul percakapan,” ucap Rocky disambut tepuk tangan hadirin.
Menurutnya, jika di lingkungan universitas hanya manggut-manggut tanpa adanya konflik, maka pengetahuan yang dimiliki tidak akan tumbuh. Dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan istilah konflik paradigma.
Pada penyampaian materinya, RG menceritakan tentang pengalaman mengajar mahasiswa di sebuah universitas negeri ternama. RG memberikan nilai jelek kepada mahasiswa yang manggut-manggut. Sedangkan mahasiswa yang menggelengkan kepalanya diberi nilai bagus.
“Setiap saya ngajar, saya memperhatikan mahasiswa yang manggut-manggut dikasih nilai C-, karena akhirnya mahasiswa tidak mengerti saya sedang menipu dia. Saya umpankan sesuatu dia iya iya, berarti tidak berpikir kritis. Mahasiswa yang menggelengkan kepalanya (memiliki pengetahuan), diberikan nilai A-” jelasnya.
Kehidupan akademik, lanjut RG, hidup dengan pertarungan pikiran. Supaya bisa bertarung pikiran, perspektif mesti panjang yang mampu mendeteksi keadaan masa depan. Perspektif merupakan pandangan jauh ke depan. Perspektif sama dengan visi misi.
Sekedar informasi, diskusi publik dengan pemateri Rocky Gerung dan Anggawira diikuti sekitar 700 peserta. Kurang lebih satu jam, RG memaparkan materi dan ditutup dengan pemberian buku karyanya kepada 2 orang yang mampu menjawab pertanyaannya. Peserta yang hadir tidak hanya dari mahasiswa, namun banyak juga dari masyarakat umum. (ali)