KUNINGAN (MASS) – Terkadang tanpa kamu sadari, Allah memang sengaja mematahkan hatimu untuk dijauhkan dari orang yang akan menyakitimu dan akan didekatkan dengan orang yang akan membahagiakanmu.
Islam mengajarkan umatnya untuk percaya bahwa takdir Allah yang terbaik. Meski ketetapan-Nya tidak selalu indah dan sesuai harapan masing-masing, manusia harus meyakini bahwa itulah takdir yang terbaik untuknya.
Takdir Allah adalah keputusan Allah SWT yang telah ditetapkan sebelumnya untuk semua makhluk-Nya. Takdir Allah meliputi segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik itu baik maupun buruk. Takdir Allah adalah bagian dari iman yang harus diyakini oleh setiap muslim.
“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (QS. Al-An’am: 59)
Agar hidupnya berjalan dengan tenteram, umat Muslim harus percaya bahwa takdir Allah yang terbaik. Mereka harus mengimani setiap ketetapan yang Allah berikan tanpa ada keraguan di hatinya.
Menerima takdir Allah adalah bagian dari iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Ketika kita menerima takdir Allah, kita harus yakin bahwa Allah SWT telah menetapkan yang terbaik untuk kita. Kita harus percaya bahwa takdir Allah adalah adil dan bijaksana, meskipun kita tidak dapat memahami hikmah di baliknya.
Manusia hanya bisa berencana, sementara Allah lah yang menentukan hasilnya. Meski tidak sesuai dengan harapan, umat Muslim harus bisa menerimanya dengan ikhlas. Sebab, Allah tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Pada Akhirnya, Semua Ketentuan dan Ketetapan Allah Ta’ala Itu Selalu yang Terbaik Bagi Hamba-hamba-Nya yang Beriman
Imam Qotadah rahimahullah pernah berpesan; “Hendaklah seseorang rela dengan takdir Allah, karena sesungguhnya takdir Allah untuk orang-orang mukmin dalam hal yang tidak disukai lebih baik bagi mereka daripada ketentuan Allah yang mereka sukai bagi mereka sendiri”. (Tafsir Ibnu Katsir dalam QS. Al Kahfi, 80-81).
Takdir Allah yang terbaik adalah keputusan Allah SWT yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kita. Menerima takdir Allah adalah bagian dari iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Dengan menerima takdir Allah, kita dapat meningkatkan iman, ketenangan jiwa, dan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa takdir Allah adalah yang terbaik untuk kita, dan kita harus menerima dengan sabar dan ikhlas.
Terakhir ada kata-kata dari Imam Al-Ghazali ini benar-benar menyentuh hati saya nih. Penuh makna, tenang, tapi dalam, bunyinya :
“Apa yang ditakdirkan untukmu akan menjadi milikmu, bahkan jika itu berada di bawah dua gunung. Dan yang bukan ditakdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milikmu, sekalipun hanya berada di antara kedua bibirmu.”
Kalimat ini mengajarkan kita tentang qadha dan qadar bahwa usaha itu perlu, tapi ridha itu lebih indah. Bila kita percaya pada takdir Allah, hati kita belajar tenang. Yang pergi, bukan milik kita,yang tertangguh, belum waktunya. dan yang datang dengan mudah, itu namanya rezeki dari langit.
kadang-kadang kita terlalu ingin sesuatu sampai lupa kalau Allah katakan “bukan”, maka sekuat mana pun genggaman kita ia tetap akan lepas juga.
jadi tenanglah. Kalau itu benar untukmu, ia akan datang. Bukan karena kamu kejar, tapi karena Allah yang hantar.
Wallahu’alam bisshawab…
Oleh: Hasna Salsabila, mahasiswi STIS Husnul Khatimah
