KUNINGAN (MASS) – Di tengah kemeriahan perayaan kemerdekaan Indonesia ke-80 di berbagai desa, Desa Cijagamulya Kecamatan Ciawigebang hanya mengadakan kegiatan jalan santai. Keputusan ini menjadi sorotan, terutama bagi anak muda dan segelintir masyarakat yang merasa kecewa dengan minimnya perayaan kali ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang penuh dengan perlombaan dan pertunjukan seni.
Tahun lalu, Cijagamulya merayakan kemerdekaan dengan beragam kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Namun, tahun ini, suasana tersebut tampak berbeda. Banyak masyarakat yang merasa iri melihat desa-desa tetangga yang merayakan dengan lebih meriah, sementara di desa mereka hanya ada jalan santai tanpa acara lain.
Rifa Amrizal Padilah misalnya, salah satu pemuda desa dan aktivis kampus yang mengungkapkan kekecewaannya. “Semangat pemuda di desa belakangan terasa meredup. Bukan karena mereka kehilangan energi, tetapi karena ruang untuk bergerak kian terbatas. Pemuda sering dituntut untuk bisa berbaur, menghadirkan inovasi, dan menjadi penggerak. Tuntutan itu baik, tapi akan selalu timpang ketika tidak diiringi dengan dukungan yang sepadan,” tuturnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Senin (18/8/2025).
Kemudian, Ikhsan Maulana pegiat literasi dan Founder Kuningan Book Community juga merasaka kepekaan yang kurang dari para pemangku kepentingan terhadap kebutuhan anak muda dan masyarakat. Tentunya dengan dukungan dari pihak aparatur desa, kegiatan bermasyarakat yang sudah kami lakukan lebih diperhatikan agar lebih banyak yang mendapatkan manfaat.
“Kami merasa kurang diperhatikan dalam hal pembinaan dan inisiatif padahal kami telah menunjukan berbagai kegiatan positif namun minim dorongan dan perhatian. Saya berharap kedepanya pemangku kebijakan khusunya Desa Cijagamulya bisa merdeka membaca, merdeka berpikir, dan merdeka berkarya. Salah satunya dengan cara mendukung generasi muda yang peduli terhadap lingkungan masyarakat. Kalau mau seperti ini terus desa ini tidak akan pernah maju dan berkembang,” ungkapnya.
Kegiatan seperti taman baca dan lomba futsal sangat penting bagi pengembangan anak muda. Rifa menambahkan bahwa ada dilema antara tuntutan dan dukungan. “Pemuda di desa ini sering dituntut untuk berinovasi dan menjadi penggerak, tetapi tanpa dukungan yang memadai, tuntutan tersebut menjadi tidak seimbang,” ujarnya.
Ia menyatakan bahwa inisiatif dari pemuda tidak pernah benar-benar hilang, tetapi memerlukan perhatian dan dukungan agar dapat berkembang. “Pemuda sadar akan kewajiban mereka. Mereka paham bahwa ikut serta membangun desa bukan pilihan, melainkan tanggung jawab. Namun, pemuda juga memiliki hak yang sama pentingnya, hak untuk didengar, diberi ruang, dan dipercaya,” tambahnya.
Sebagai seorang aktivis, Rifa juga banyak mempertanyakan situasi yang saat kini sedang terjadi. “Bagaimana mungkin inovasi lahir jika wadahnya tidak tersedia? Bagaimana mungkin semangat terjaga jika partisipasi hanya diminta pada waktu tertentu saja?” tanyanya.
Kepekaan terhadap kebutuhan pemuda menjadi kunci untuk menciptakan ruang yang lebih baik bagi mereka. “Kepekaan berarti hadir secara nyata, bukan hanya dalam seremonial. Kami butuh keberlanjutan, bukan hanya pengakuan sesaat,” imbuhnya.
Ia menegaskan, dengan semangat kolektif, anak muda Desa Cijagamulya berharap agar perayaan mendatang dapat kembali meriah dengan melibatkan semua lapisan masyarakat.
“Pada akhirnya, gairah kepemudaan bukanlah slogan kosong. Ia adalah energi sosial yang mampu menjadi kekuatan besar untuk perubahan desa. Selama pemuda diberi ruang dan kepercayaan, semangat itu akan kembali menyala. Dan ketika ia menyala, ia bukan hanya menggerakkan anak mudanya, tetapi juga mendorong desanya tumbuh bersama,” pungkas Rifa.
Menanggapi situasi ini, Kuwu Desa Cijagamulya, Eka Sukaswara kala di datangi Kuninganmass.com pada Selasa (19/8/2025), membenarkan bahwa kegiatan perayaan tahun ini hanya ada upacara dan jalan santai. ”Iyya kemarin cuman ada jalan santai aja sama sebelumnya ada upacara,” jelas Kuwu Eka.
Ia menyebutkan bahwa kegiatan lain yang biasanya diselenggarakan ini akan dipindahkan ke Hari Jadi Desa Cijagamulya. “Terkait minimnya perhatian pemerintah desa, untuk tahun ini tidak diprogramkan pelatihan dan pembinaan untuk anak muda dan remaja desa karena dari evaluasi tahun sebelumnya, peminatnya sedikit dan sekarang ada efisiensi,” jawab Kuwu Eka. (raqib)