KUNINGAN (MASS)- Jumlah perantau yang mudik ke Kabupaten Kuningan terus meningkat. Mereka yang datang adalah yang berkerja disektor informal seperti pedagang BRI (Bubur, Rokok dan Indomie) dan Burjo (bubur kacang ijo)
Mereka yang mudik bukan hanya dari Jakarta tapi juga dari Jogjakarta. Alasan mereka pulang karena jualan sepi dan situasi di tempat usaha pun melarang ada orang kumpul-kumpul.
Kedatangan mereka tentu membuat warga resah. Pasalnya tidak semua warga mau memeriksakan diri ke Puskemas dan dokter.
Warga takut mereka datang membawa virus sehingga Kuningan yang yang awalnya zona hijau bisa menjadi merah karena perantauan datang.
“Saya tinggal di Kuningan timur, perantau mulai berdatangan. Tapi Anehnya mereka tidak sadar untuk laporan dan memeriksakan diri. Ini membuat saya takut terkena virus corona,” ujar Aa kepada kuninganmass.com, Selasa (24/3/2020) malam.
Dari penelusuran kuninganmass.com perantauan sudah berdatangan sejak Minggu. Pada Selasa ada satu rombonan bus dari Jogjakarta yang mengangkut pedagang burjo.
“Iya kemarin ada satu bus yang pulang. Tapi, kan tidak semua warga kami,” ujar Plt Camat Cipicung Nana Suyana MSi, Selasa malam.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah perantau yang datang di Desa Pamulihan Kecamatan Cipicung baru 91 orang. Sedangkan laporan dari 9 desa belum masuk.
Terkait jumlah warga perantauan yang datang, Camat Kalimanggis Yono Rachmansyah menyebutkan cukup banyak. Pihaknya langsung melakukan pendataan dan pengecekan kesehatan.
Terpisah, Enda Casnenda Perangkat Desa Cihirup Kecamatan Ciawigebang mengaku, ada 30 perantau yang terdata. Mereka didata dan dicek kesehatan.
“Cek tensi darah dan diminta untuk istrahat di rumah selama 14 hari. Secara keseluruhan mereka pada sehat semua,” jelas Enda. (agus)