KUNINGAN (MASS) – Saat ini kita berada di era globalisasi, dimana dunia tak lagi seperti dahulu. Semua informasi sudah dapat diakses dengan bermodalkan internet, bahkan untuk mendapatkan sebuah ilmu, seseorang tidak perlu lagi datang langsung kepada gurunya, pelajaran bisa dilaksanakan secara online via google meet, zoom dll. Dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, mau tidak mau secara pelan tapi pasti akan membawa dampak, baik positif maupun negatif bagi kehidupan manusia termasuk umat islam.
Dari sini kita sebagai umat manusia harus bisa menjaga diri agar tidak terpengaruhi dengan kemajuan teknologi yang nantinya akan menyesatkan manusia. Salah satu dari bentuk kemajuan teknologi sekarang adalah mudahnya mengakses segala bentuk informasi, namun dibalik itu terdapat dampak negatif juga seperti film-film barat yang tidak bermoral, buku-buku porno, dll.
Hal ini merupakan suatu perbuatan yang bisa mengahancurkan tegaknya suatu bangsa, terutama kalangan pemuda. Karena pada sejatinya tegaknya suatu bangsa ada ditangan para pemuda, hancurnya para pemuda maka hancur pula suatu bangsa. Ada pepatah mengatakan “beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia”. Ungkapan ini menenkankan pentingnya peran pemuda dalam membawa perubahan dan kemajuan bangsa.
Allah SWT berfirman :
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ
“dan berpegangteguhlah kamu sekalian pada tali agama Allah, dan janganlah bercerai berai”. (QS. Ali-Imran ayat 103).
Ayat ini menegaskan bahwa persatuan adalah fondasi yang kuat dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan maju, karena pemuda mempunyai potensi yang besar untuk menjadi agen perubahan, sehingga mereka yang memahami dan mangamalkan nilai-nilai persatuan dalam ayat ini akan membawa bangsa menuju kemajuan dan kesejahteraan.
Untuk membawa perubahanan dan kemajuan bangsa, kita harus menanamkan rasa cinta terhadap bangsa terlebih dahulu. Seorang mahasiswa bertanya kepada seorang akademisi “Bagaimana cara mencintai negri ini?” singkatnya beliau menjawab seperti ini; “kita sering membandingkan negri kita dengan bayang-bayang kondisi sempurna, padahal negri kita hari ini juga mempunyai perubahan yang lebih baik dari negri kita yang dahulu, tentu jika kita mau ‘melihatnya’. Lantas bagaimana bisa mencintainya? Yaitu dengan menghargai perubahan-perubahan baik yang sudah ada di hari ini, dan terus mengupayakan yang terbaik untuk hari esok. Lalu beliau menutup kalimatnya dengan berkata, “jangan cintai negri ini sepenuhnya, tapi almost full, tetap sisakan ruang untuk cinta itu tumbuh dan berkembang”. (Anies Baswedan).
Jadi, mari para pemuda, tekadkan hati, bulatkan niat, satukan suara untuk membangun bangsa indonesia yang lebih maju lagi, bukan hanya dari segi perekonomiannya saja, namun juga dari segi politik, sosial, budaya dan pendidikan. Supaya mampu mencetak orang-orang atau pemuda-pemuda yang mempunyai wawasan luas dan berpengetahuan tinggi, terutama dalam pendidikan agamanya.
Nama : Nabila
Mahasiswi STISHK Kuningan
