KUNINGAN (MASS) – Dalam dinamika pemilihan calon Direktur Utama Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kuningan, muncul pandangan bahwa penguasaan informasi lintas sektor menjadi modal utama bagi sosok yang akan memimpin perusahaan daerah tersebut.
Sosok seperti Alan Sugiri, yang dikenal sering hadir di lingkaran para elit eksekutif, yudikatif, dan legislatif, dinilai memiliki kapasitas penguasaan informasi yang lebih universal. Kedekatan tersebut bukan sekadar aspek relasional, melainkan mencerminkan kemampuan membaca arah kebijakan daerah, memahami peta ekonomi lokal, dan mengintegrasikan kepentingan antar-lembaga.
Dalam konteks kepemimpinan BUMD, informasi bukan sekadar data, tapi kekuatan strategis. Sosok yang memiliki akses dan pemahaman menyeluruh terhadap informasi pemerintahan, ekonomi, dan sosial akan lebih siap menavigasi tantangan PDAU.
Namun, setelah modal utama berupa penguasaan informasi terpenuhi, langkah berikutnya yang tak kalah penting adalah kemampuan merealisasikan kekuatan informasi tersebut menjadi keputusan strategis. Kapasitas inilah yang disebut sebagai modal kedua dalam kepemimpinan PDAU.
Informasi tanpa kemampuan eksekusi hanya akan berhenti di meja analisis. Seorang Dirut harus mampu mengubah informasi menjadi kebijakan usaha yang konkret, adaptif, dan berdampak.
Modal kedua ini mencakup kemampuan untuk:
Menyusun arah kebijakan usaha yang berbasis data dan realitas lapangan,
Membangun mitigasi risiko terhadap perubahan politik dan ekonomi,
Menerjemahkan kebijakan daerah menjadi strategi bisnis yang menguntungkan, serta
Mengelola komunikasi strategis antara PDAU, pemerintah, dan masyarakat.
Dengan dua modal tersebut penguasaan informasi dan kemampuan pengambilan keputusan strategis figur calon Dirut PDAU ideal diharapkan mampu menjembatani kepentingan publik dan kepentingan ekonomi daerah secara berimbang.
PDAU bukan hanya perusahaan daerah, tapi instrumen kebijakan ekonomi daerah. Karena itu, pemimpinnya harus bisa bergerak di antara data, kebijakan, dan kepentingan publik dengan penuh ketepatan.
Oleh: Sadam Husein, pengusaha Kuningan
