Pemuda sebagai Sumber Harapan dan Perubahan Negara

KUNINGAN (MASS) – Pemuda adalah representasi dari vitalitas, optimisme, dan semangat. Pemuda Indonesia selalu memainkan peran penting dalam mendorong perubahan, mempertahankan nilai-nilai bangsa, dan mendukung masa depan yang lebih baik di setiap fase sejarah negara. Pemuda selalu menjadi pelopor dan penjaga arah perjuangan bangsa dari masa pergerakan nasional, proklamasi kemerdekaan, reformasi 1998, hingga era digital hari ini.

Pembangunan nasional bergantung pada peran pemuda. Sejarah mencatat Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai momen penting dalam membangun kesadaran nasional. Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, para pemuda saat itu berani melampaui batas-batas kedaerahan. Dalam konteks saat ini, semangat ini harus terus diwariskan dan dihidupkan.

Menjadi pemuda saat ini, bagaimanapun, tidak hanya memerlukan semangat. Pemuda harus memiliki kemampuan untuk menangani tantangan yang semakin kompleks di zaman ini. Saat ini, Indonesia memiliki peluang besar karena 52 persen penduduknya adalah usia produktif. Sebuah beban pembangunan akan muncul jika potensi ini tidak dimanfaatkan (Badan Pusat Statistik, 2023).

Tantangan yang Dihadapi Remaja di Era Modern

Pemuda di era digital saat ini hidup dalam dunia yang dinamis. Meskipun informasi mudah didapat, ia juga memungkinkan penyebaran hoaks, polarisasi pendapat, dan budaya instan. Laporan UNESCO (2021) menyatakan bahwa kurangnya literasi digital di kalangan generasi muda dapat menyebabkan radikalisasi, disorientasi arah hidup, dan krisis identitas.

Sebaliknya, pengangguran di kalangan pemuda merupakan masalah besar. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun mencapai 18,11% pada tahun 2023, jauh di atas rata-rata nasional. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan besar antara sistem pendidikan, keterampilan yang dimiliki pemuda, dan kebutuhan industri.

Selain itu, generasi muda menghadapi masalah global seperti ketimpangan sosial, ketidakstabilan ekonomi, dan krisis iklim. Pemuda harus berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah-masalah ini dan bukan hanya menjadi perhatian.

Anak-anak sebagai Penggerak Perubahan

Pemuda harus menjadi agen perubahan yang kritis, inovatif, dan bekerja sama dalam pembangunan bangsa. Banyak contoh pemuda yang inspiratif telah menunjukkan kontribusi besar mereka untuk kemajuan. Misalnya, petani muda di Yogyakarta yang mengembangkan pertanian organik berbasis digital, komunitas literasi di NTT yang menyebarkan semangat membaca, dan penggerak UMKM di desa-desa yang mampu membangun ekonomi lokal berdasarkan kearifan budaya.

Selain itu, pemuda memiliki kemampuan untuk memantau bagaimana pemerintahan dan kebijakan publik berjalan. Pemuda dapat menjadi penyeimbang dan penjaga demokrasi dengan berpartisipasi dalam organisasi mahasiswa, komunitas sosial, dan forum kebijakan. Menurut Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.”

Harapan dan Ke depan

Pemuda harus membangun tiga pondasi utama untuk menjawab tantangan zaman. Untuk mencapai perubahan besar, orang harus memiliki tiga hal. Pertama, mereka harus menyadari sejarah mereka dan menjadi bagian dari bangsa mereka, sehingga mereka dapat tetap dekat dengan nilai-nilai budaya dan kebangsaan mereka. Kedua, mereka harus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan adaptif, sehingga mereka dapat dengan cerdas menanggapi perkembangan teknologi dan globalisasi. Terakhir, mereka harus memiliki semangat kolaboratif dan gotong royong.

Selain itu, negara harus membuat kebijakan yang menguntungkan pemuda, seperti pendidikan yang inklusif dan relevan, akses modal usaha, pelatihan keterampilan, dan partisipasi yang luas dalam proses pengambilan kebijakan. Pembangunan pemuda adalah investasi sosial yang penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Penutup

Bukan hanya usia muda, tetapi keberanian untuk berubah dan membawa perubahan juga merupakan bagian dari pemuda. Pemuda Indonesia saat ini tidak hanya menjadi pewaris tetapi juga pembentuk masa depan negara. Dengan integritas, pengetahuan, dan semangat kebangsaan mereka, mereka adalah harapan terbesar bagi bangsa ini untuk maju dan bermartabat.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Pemuda Indonesia 2023.

UNESCO. (2021). Youth and Digital Literacy in the 21st Century.

Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. (2023). Rencana Strategis Pembangunan Kepemudaan 2020-2024.

Sukarno. (1966). Revolusi Belum Selesai: Pidato-pidato Presiden Soekarno 1963–1965.

Penulis: Akramul Farhan, Kader HMI Komisariat ADDIN