KUNINGAN (MASS) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Kuningan Laksono Dwi Putranto, menerankan bahwa persoalan bau menyengat pintu air Bendungan Kuningan, sudah ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi mengundang BBWS Cimanuk-Cisanggarung, serta berbagai dinas terkait.
“Penjelasan BBWS sendiri, bau yang ditimbulkan (dari) pembusukan organik tumbuh-tumbuhan yang belum sempurna. Wajar (bau menyengat) dialami bendungan, bendungan lainpun akan begitu (mengalami bau). Bau akan hilang 4-5 tahun kedepan, yang kita kasihani masyarakat kita sendiri,” kata Kadis LH Kuningan, Rabu (1/2/2024) kemarin siang.
Sampai saat ini, pihaknya sendiri belum bisa memberikan jawaban pasti soal kandungan apa saja yang ada di dalam air hingga ada bau menyengat karena belum ada hasil uji air yang keluar. Namun, sepengamatannya di lokasi, air justru terlihat bersih dan jernih.
“Tapi memang terkesan agak ke abu-abuan, kayak belerang akhirnya teh, dan berbau menyengat,” imbuhnya.
Terdekat, kata Laksono, solusi yang mungkin adalah dibuat heksos raksasa, mesin penyedot udara agar bau menyengat tidak menyebar. Kadis LH sendiri kemudian ditanya apakah pembangunan proyek Bendungan Kuningan ini AMDAL-nya tidak komprehensif, ia menjawab belum bisa menyimpulkan.
“Kita belum bisa menyimpulkan itu, kita baru disini itu proyek lama, proyek nasional,” tuturnya.
Ia juga mengamini keheranan Pemda soal ada warga di bantaran sekitar pintu air. Harusnya tidak ada, karena bendungan lainpun pintu airnya jauh dari pemukiman warga. Ia juga mengamini soal proses relokasi yang mungkin tetap akan memakan waktu. Tapi, tentu warga sekitar juga ahrus segera ada solusi.
“BBWS sendiri yang harus mengambil langkah cepat dan tepat,” ungkapnya. (eki)