KUNINGAN (MASS) – Wabah Pandemic covid-19 yang melanda sejak beberapa bulan ini mulai menemukan titik jalan diberlakukan PSBM yang membuat pelaku usaha bisa tersenyum lega.
Hal ini karena mereka bisa buka hingga malam hari mesmi terbatas hingga jam.21.00 WIB.
Tapi untuk menjadi factor yang kembali menggerakkan usaha yang ‘wajib’ membuat orang berkerumun, bisa kembali berjalan. Tentu saja dengan menjaga protokol kesehatan.
Bisnis yang ‘wajib’ membuat orang berkerumun, seperti tempat makan, kedai dan tempat rekreasi selama wabah pandemic ini terpaksa menahan diri, entah itu dengan menutup sementara, atau memutar otak dengan merubah pelayanan.
Hal itu juga yang semopat dirasakan Denis, pengelola tempat makan, kedai sekaligus agrowisata markisa di Kedai Pamuruyan (x) Kopi Katro di Kelurahan Cigadung, Kecamatan CIgugur Kuningan. Dirinya menyebut, pada bulan April lalu, seharusnya bisa lauching new konsep dari kedai dan kolaborasi dengan coffeshop serta kebun markisa tersebut.
“Karena pandemic ini, terpaksa baru launching pada 13 Juni lalu,” ujarnya pada kuninganmass.com Rabu (1/7/2020) sore.
Dirinya memilih menunggu menuangkan semua konsepnya di kedai daripada memaksakannya pada waktu yang tidak tepat. Dirinya mengaku sadar, bahwa bisnisnya memang ‘mengharuskan’ orang berkerumun.
Alih-alih merubah konsep ‘bisnisnya’, Dennis memilih menunda semua konsepnya hingga keadaan kembali normal sepenuhnya.
Saat ini, semua konsep kedai sebagai tempat makan, kopi, serta rekreasi edukasi mulai dibukanya berangsur setelah PSPBB dicabut diganti PSBM.
Saat ini, di tempatnya, seluruh sarana tersebut masih dalam tahapan sesuai konsepan awal, hanya saja, tidak dikerjakan dengan target yang cepat.
“Mudah-mudahan sih normalnya bener-bener normal. Ide sih udah banyak ini, tinggal nuanginnya,” imbuhnya.
Berbeda dengan Dennis, pengelola kedai SIrjio Yogi, dalam waktu sebelumnya memilih beradaptasi dengan keadaan. Alih-alih menutup kedai, atau menunda operasional, Yogi memilih peralihan pelayanan.
Jika kedai kopi biasanya ‘mewajibkan’ orang berkerumun, terpaksa dalam masa pandemic kemarin, hanya dibuka pelayanan take away, tidak membuka kerumunan.
“Ada karyawan a (perlu pekerjaan, red),” ujarnya beberapa waktu lalu saat ditanyai kenapa memilih bertahan buka di masa pandemic.
Saat ini, setelah adanya PSBM, perlahan mulai kembali dibuka pelayanan ‘berkerumun’ dengan menjaga protokol kesehatan, seperti selalu menggunakan masker dan menyediakan tempat untuk cuci tangan. (eki)