KUNINGAN (MASS) – Acara ke luar kota yang dilakukan rombongan pejabat eselon 2 lingkup Pemkab Kuningan sekarang ini dipertanyakan. Pasalnya, keberangkatan mereka dilakukan pas hari kerja, Jumat (25/1/2019). Terlebih ada keterangan dari pejabat Bappeda yang menyebut itu program kerja instansi tersebut.
“Sekarang-sekarang ini belum ada kegiatan kan? RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) juga cairnya Maret-April. Lantas acara ke Semarang Jateng itu RKA tahun berapa? Tentu ini patut dipertanyakan, apakah mengadakan kegiatan tersebut sudah tepat waktu?,” ujar Pemerhati Hukum, Abdul Haris SH, Sabtu (26/1/2019).
Sepengetahuannya, para kadis dan kaban sudah berangkat sejak hari Jumat pagi. Artinya, mereka melaksanakan kegiatan tersebut pada hari kerja. Tak heran apabila Haris mempersoalkan RKA dari kegiatan lintas provinsi itu.
“Mereka berangkatnya jam 9 jam 10an. Mending mun tos lohor mah. Hari kerja dipakai perjalanan ke Semarang. Berarti patut dipertanyakan sumber anggarannya,” tandas Haris.
Dia juga merasa heran atas digelarnya kegiatan itu. Sebab kerap kali pejabat Pemkab Kuningan mengatakan tahun ini pailit alias deifisit anggaran. Tapi kenyataannya untuk acara ke Semarang mereka memiliki dana.
“Lalu, di Kuningan ini kan daerah wisata. Hotelnya megah-megah. Kenapa sih mesti ke Semarang. Padahal kalau di Kuningan kan PADnya masuk ke kita. Sudah mah pakai uang rakyat, dikasih ke daerah lain pula,” ketusnya. baca juga: https://kuninganmass.com/government/dewan-ke-demak-para-kadis-ke-semarang/
Sementara itu, Plt Bappeda Usep Sumirat sempat menjelaskan maksud dan tujuan dari kunjungan ke Semarang. “Dalam rangka peningkatan sinergi antar sektor untuk mewujudkan Kuningan MAJU,” jelas Usep. Kegiatan itu menurutnya tidak menghabiskan anggaran besar. Sedangkan ketika ditanya kenapa tempatnya di Semarang, ia menjawab terdapat sesuatu yang bisa diambil manfaatnya. “Ada best practisenya juga yang bisa kita ambil manfaatnya,” kata Usep. (deden)