KUNINGAN (MASS) – Bagi kalian para pecinta durian, tempat yang satu ini wajib kalian kunjungi.
Namanya Kedai Durian di Jalan Baru Ancaran Kecamatan Kuiningan tepat di sekitar pertigaan Desa Babakanreuma Kecamatan Sindangagung, Kuningan.
Kedai Durian ini, merupakan usaha milik Mari Safari, lelaki asal Bekasi yang menikah dan tinggal di Kuningan.
Pada kuninganmass.com, Sabtu (28/8/2021) siang dirinya bercerita sudah sekitar 8 bulan teakhir, buka kedai durian di tempatnya saat ini.
“Dulunya saya supplier durian, megang supermarket buat Cirebon, Tegal, Semarang, Jogja. Sekarang off dulu,” ujar pria yang mengaku sudah bergelut dengan durian selama 26 tahun tersebut.
Durian di tempatnya, berasal dari banyak provinsi di Indonesia. Dari pulau Sumatera misalnya, ada dari Lampung sampai kota Aceh.
Kemudian, dari Pulau Jawa, ada durian dari Banten sampe Pulomerah Banyuwangi, ada juga dari Bali dengan jenis yang beragam.
“Semua ada disini. Terus kita ada juga es krim durian. Kualitas rasa sangat dijaga. Rencana kedepan semua menu ada, menu serba durian,” imbuhnya.
Dirinya mengaku, kedainya durian ini merupakan yang pertama buka cabang di Kuningan. Mungkin, di Kuningan juga baru satu-satunya kedai yang konsen di durian.
Kedai durian sendiri buka mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 23.00 malam. Paling direkomendasikan, makan di tempat.
Mari menjamin, durian di tempatnya berkualitas. Bahkan, jika memang tidak manis, dirinya berani untuk ganti durian.
“Kalo kurang puas, nggak manis kita ganti. (Dan kalo makan durian itu) Paling enak sama kopi item tanpa gula. Siang ke malem, apalagi malem, itu mantep banget (nikmatin duriannya),” sebutnya lagi.
Durian sendiri, dikatakan hanya ada di daerah asia tenggara seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, dan sedikit daerah Brunei.
Sementara di Indonesia, buah ini terbilang sangat melimpah, tersebar di berbagai pulau.
Pengetahuan itu, didapatnya dari pengalaman panjang. Apalagi, Mari sempat juga jadi importir.
“Montong aja kan ada lima, mungkin jarang orang yang tahu. Tapi paling mantep ya Montong Kanyao dari thailand. Nah kalo belakangan, yang lagi trend itu Musang King dari Klantang Malaysia, cuman belum bisa masuk ke indonesia” terangnya.
Untuk tahu durian, dijelaskannya perlu waktu yang lama. Ibarat sekolah, ada tahapan-tahapannya, ada kelas-kelasnya.
Mungkin, jika baru setahun dua tahun, orang masih kebingungan, belum bisa bedain mentah atau mateng, manis dan nggak manis, karena ternyata, yang wangi belum tentu manis pun sebaliknya.
“Tanah tempat tumbuhnya juga berpengaruh ke durian,” imbuhnya lagi.
Di tempatnya ini, durian dijual dengan harga yang beragam tergantung jenisnya. Paling terjangkau, ada yang harganya 100ribu per 3 buah.
Tapi ada pula yang dijual sampai 150ribu/kg, dan satu buah durian, beratnya bisa sampai 5 kg, malah ada yang lebih.
Diceritakannya, ada durian yang waktu itu dijualnya dengan harga yang lumayan tinggi, 1,5 juta. Kisaran 500ribu juga ada.
Meski namanya sudah cukup dikenal luas, ternyata Mari memilih berjualan anpai media sosial.
Mari menyebut, kepuasan konsumen jadi prioritas. Di Kuninagan sendiri, dirinya sudah bergelut dengan durian sejak tahun 2006, kala itu supplier salah satu pasar modern.
Adapun kios, diakuinya tersebar juga di beberapa daerah seperti Cirebon, Tegal, Indramayu, dan Tasik. Sedangkan di Kuningan, merupakan pindahan, yang tadinya di depan rumah.
“Daya beli Kuningan nggak kalah kalo soal durian. Karena mayoritas orang Kuningan kan perantauan, jadi budaya beli kota besarnya, dibawa ke Kuningan.
Sementara itu kalau soal durian sendiri, justru sekarang didominasi Sumatera, kalau Kuningan dan Majalengka ada.
“Tapi belum bisa masuk kesini (ke kedai durian),” jawabnya saat ditanya perihal durian sekitar Kuningan dan Majalengka. (eki)