KUNINGAN (MASS) – Pengamat politik yang juga pentolan LSM F-Tekkad, Soejarwo angkat bicara soal dinamisasi politik pencalonan Bupati Kuningan yang terjadi saat ini.
Teranyar, ia mengapresiasi namun sekaligus mempertanyakan gerak cepatnya (gercep) DPC PDIP dalam penjaringan kandidat calon Bupati.
Menurut Mang Ewo, sapaan akrab Soejarwo, langkah cepat itu patut diapresiai. Namun, masih kata Ewo, ada kesan dari masyarakat bahwa konvensi calon Bupati oleh partai pemenang Pileg itu, dilakukan tertutup.
“Tanpa ada publikasi baik melalui baliho/spanduk, terkesan minim sosialisasi melalui media. Hal tersebut akhirnya tidak menghadirkan satupun pendaftar dari luar kader internal,” kata Ewo, Jumat (19/4/2024) kemarin.
Padahal, lanjutnya, jika proses konvensi dari PDIP disosialisasikan secara massif, tidaj mustahil dan sangat mungkin menarik minat tokoh profesional dari eksternal.
“Terkait asumsi apakah konvensi tersebut sengaja kurang sosialisasi demi memuluskan kader internal, tentunya menjadi sesuatu yang misterius dan hanya menjadi konsumsi internal,” kata Ewo.
Meski begitu, ia juga mengamini ada potensi kursi Bupati Kuningan yang sudah dikuasai PDIP selama 20 tahun, masih bisa berlanjut sampai 25 tahun, setengah abad.
Apalagi, dalam kontestasi Pileg di 14 Februari 2024 kemarin, PDIP masih menjadi penguasa gedung DPR dengan perolehan 9 kursi.
“Kini malah muncul stigma dan pertanyaan besar, adakah lawan yang sepadan dengan calon bupati yang ada, yang dimunculkan PDIP?” ujarnya memberi pertanyaan di akhir statementnya. (eki)