KUNINGAN (MASS) – Di Desa Walahar Cageur, Kecamatan Luragung, kisah memilukan datang dari seorang janda bernama Ita Rosita (50) dan putranya, Aep Saepudin (14). Kehidupan mereka penuh dengan keterbatasan setelah ditinggal sang suami meninggal dunia. Tanpa penerangan dan dalam kondisi tempat tinggal yang jauh dari kata layak, mereka berjuang untuk bertahan hidup.
Ita dan Aep telah bertahun-tahun hidup dalam gelap. Mereka tidak memiliki akses listrik yang memadai, sehingga kehidupan sehari-hari mereka semakin sulit. “Jangankan membayar tagihan listrik, untuk bertahan hidup pun kami mengandalkan bantuan dari tetangga,” ungkap Ita.
Kondisi bangunan yang ditempati oleh Ita dan Aep sangat memprihatinkan. Dinding rumah yang lapuk dan atap yang bocor membuat mereka khawatir akan keselamatan. “Kami selalu merasa was-was, rumah ini bisa roboh sewaktu-waktu,” tambahnya.
Ita dan Aep berharap adanya perhatian dari pemerintah. Mereka telah mengajukan permohonan bantuan pendidikan dan perhatian sosial kepada pemerintah setempat. Namun, hingga saat ini, pengajuan tersebut hanya sebatas harapan yang tidak kunjung terwujud.
“Sudah tiga kali kami mengajukan permohonan bantuan, tetapi tidak ada tanggapan yang memuaskan,” tutur Ita.
Makanan juga menjadi masalah serius bagi mereka. Dalam keadaan terdesak, Ita dan Aep sering kali harus berpuasa untuk menahan rasa lapar. Aep yang kini harus meninggalkan bangku sekolah demi membantu ibunya.
“Ketika stok genjer dan singkong habis, kami terpaksa tidak makan,” ungkap Aep.
Kondisi ekonomi yang sulit memaksa Aep untuk putus sekolah di tengah jalan. Aep kini bekerja serabutan, mencari penghasilan sekecil apapun untuk membeli beras. Sayangnya, keterbatasan kemampuan Aep dalam berkomunikasi menambah tantangan dalam mencari pekerjaan yang layak.
“Saya tidak bisa melanjutkan pendidikan, lebih baik mencari pekerjaan untuk membantu ibu,” ujarnya.
Meski dalam keterbatasan, mereka tetap berjuang untuk bertahan hidup dengan harapan suatu hari bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. “Kami hanya ingin hidup layak dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik,” pungkas Aep. (raqib)
