KUNINGAN (MASS) – Pada rotasi-mutasi pejabat tinggi di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan beberapa waktu kemarin, ada yang cukup mencuri perhatian. Pasalnya, dari 13 posisi yang dilantik, ada 2 orang eselon 2 yang sudah cukup lama, ditempatkan di posisi staf ahli.
Lebih mendapat sorotan, karena ternyata masih penempatan 2 posisi staf ahli itu, justru meninggalkan posisi kosong di SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah, salah satunya adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP). Selain itu, pergeseran posisi dari ke-13 pejabat itu juga membuat posisi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) juga kosong.
Pergeseran yang dimaksud, adalah bergesernya Drs Agus Basuki M Si dari Kepala Sat Pol PP ke Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik. Posisinya di Kepala Satpol PP, hingga mutasi kemarin, tidak diisi siapapun.
Sementara, posisi Kepala Bakesbangpol yang semula dijabat Drs Nurahim M Si, kini juga belum terdengar penggantinya. Nurahim sendiri digeser menjadi Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kuningan.
Sosok lain yang tak kalah disorot dalam rotasi kali ini adalah dr Hj Susi Lusianty MM. Eselon 2 yang berkecimpung lama di dunia kesehatan itu, tak dipilih untuk posisi Kepala SKPD yang tengah kosong, ia justru digeser dari jabatan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) menjadi Staf Ahli Bidang Kemasyarakan dan SDM.
Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si, membantah sangkaan penempatan ke Staf Ahli adalah “membatasi” ruang gerak yang bersangutan. Ia menegaskan bahwa rotasi mutasi adalah hal yang biasa, hal yang wajar. Dian bahkan tetap menitipkan amanah jabatan tersebut, untuk terus dijaga oleh para pemegang posisinya.
“Kan saya bilang, setiap jabatan yang dilantik atau ditempatkan, pasti ada fungsi, ada tugasnya. Semua (jabatan) itu kan bagaikan skrup yang saling melengkapi,” bantah Dian, soal posisi staf ahli.
Ia juga menekankan bahwa semua posisi ada tugas dan fungsinya, termasuk staff ahli. Dan lagi, Dian juga memberi lampu hijau bahwa kedepan, mereka masih bisa dirotasi kembali ke posisi lain. Apalagi, dalam 2 tahun kedepan ada sekitar 16 posisi eselon 2 yang kosong karena pensiun. (eki)