KUNINGAN (MASS) – Umat Muslim dalam kehidupanya pasti tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan menyeru kepada yang baik dan mencegah kepada yang mungkar. Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan di Tablig akbar atau di Mesjid saja. Tetapi disetiap bidang kehidupanpun harus melakukan seruan utuk berbuat baik dan melarang untuk berbuat keburukan. Untuk mendukung kegiatan tersebut tentunya seoranag muslim harus memiliki kekuatan fisik yang baik, akhlak yang baik dan ilmu agama yang mendalam. Solusinya seorang muslim harus melakukan olahraga untuk menyatukan keseimbang antara kesehatan fisik dan Spiritualitas.
Olahraga merupakan aktivitas yang tidak hanya bertujuan menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga mampu mempererat hubungan sosial dan membangun karakter. Dalam perspektif Islam, olahraga memiliki nilai lebih: ia bisa menjadi sarana dakwah yang efektif dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat secara luas dan inklusif.
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan kekuatan fisik. Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdapat kebaikan” (HR. Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa kekuatan jasmani merupakan bagian penting dalam menjalankan ajaran agama secara optimal.
Sejak masa Nabi Muhammad SAW, olahraga sudah menjadi bagian dari kehidupan umat Islam. Rasulullah menganjurkan beberapa jenis olahraga seperti berkuda, memanah, dan berenang. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya melatih fisik, tetapi juga menumbuhkan disiplin, keberanian, dan ketahanan diri nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Islam.
Olahraga dapat menjadi media dakwah bil hal, yakni dakwah melalui tindakan nyata. Dalam suasana pertandingan, sportivitas, kejujuran, solidaritas, dan tanggung jawab adalah nilai-nilai Islami yang dapat ditanamkan tanpa harus banyak berbicara. Melalui keteladanan perilaku, dakwah menjadi lebih menyentuh dan diterima dengan hati yang terbuka.
Berbagai kegiatan olahraga bisa dirancang sebagai wadah dakwah. Misalnya, turnamen antar masjid atau pesantren yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan tausiyah. Dalam konteks ini, olahraga menjadi pintu masuk yang menyenangkan bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mendekat kepada nilai-nilai keislaman.
Para pelatih atau pembina olahraga yang berjiwa dakwah bisa memanfaatkan momen-momen latihan untuk menyisipkan pesan-pesan moral dan spiritual. Sebuah nasihat ringan tentang pentingnya kejujuran atau doa sebelum bertanding dapat memiliki dampak mendalam dalam pembentukan karakter anak-anak dan remaja.
Lebih dari itu, olahraga bisa menciptakan komunitas positif berbasis ukhuwah Islamiyah. Klub atau komunitas olahraga Islami dapat berfungsi sebagai pusat pembinaan moral, ajang silaturahmi, serta tempat menumbuhkan semangat kebersamaan dalam bingkai syariat Islam.
Peran atlet Muslim yang sukses dan menjaga nilai-nilai agama juga sangat penting sebagai representasi dakwah di ranah publik. Keteladanan mereka dalam menjaga etika, adab berpakaian, serta semangat kompetitif yang tetap berlandaskan akhlakul karimah, menjadi contoh nyata bahwa Islam mendorong kemajuan dengan tetap menjaga prinsip-prinsipnya.
Contoh lain dari dakwah dalam olahraga adalah sikap tawadhu (rendah hati) dalam kemenangan dan lapang dada dalam kekalahan. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walau sebesar biji sawi” (HR. Muslim). Sikap ini dapat ditanamkan melalui olahraga sebagai proses pendidikan karakter.
Kemajuan teknologi dan media sosial juga membuka peluang besar untuk mengembangkan dakwah olahraga. Video motivasi, kisah inspiratif atlet Muslim, atau konten seputar gaya hidup sehat dalam Islam dapat menjangkau jutaan orang secara cepat dan efektif. Ini merupakan ladang dakwah yang luas dan perlu dioptimalkan.
Sinergi antara tokoh agama, komunitas olahraga, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan. Kehadiran ustadz atau dai dalam kegiatan olahraga dapat memberikan penguatan spiritual sekaligus menjadikan kegiatan tersebut lebih bernilai dan berkesan bagi para peserta.
Dakwah melalui olahraga adalah bentuk pendekatan yang kreatif, menyenangkan, dan berdampak luas. Ia menjembatani antara kebutuhan jasmani dan rohani umat. Dengan menjadikan olahraga sebagai media dakwah, kita tidak hanya membina tubuh yang sehat, tetapi juga membangun masyarakat yang berakhlak mulia dan dekat dengan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia” (QS. Al-Qashash: 77). Ayat ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat dan olahraga bisa menjadi jembatan menuju keduanya jika dibingkai dalam dakwah yang bijak.
Wallohualam………
Oleh : Aas Sutisna, Mahasiswa STISHK Kuningan
