KUNINGAN MASS – Direktur Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Kuningan, Hj. Heni Susilawati, S.Sos., M.M., menyoroti bahwa tantangan utama dalam membenahi PDAU tidak hanya soal keuangan, tetapi juga sistem tata kelola yang belum ajek dan dominasi mentalitas zona nyaman di kalangan pegawai.
Hal itu disampaikannya dalam Podcast Kuningan Mass yang tayang Rabu (7/5/2025). Heni mengungkapkan, saat pertama kali menjabat pada tahun 2022, ia menemukan hampir tidak adanya dokumen sistemik, Standar Operasional Prosedur (SOP), maupun tata kelola administrasi yang baku di tubuh perusahaan.
“Setiap direktur seperti harus mulai dari nol. Tidak ada SOP, tidak ada peraturan internal yang rapi. Ini membuat kesinambungan kerja sangat lemah,” ungkap Heni.
Ia juga menambahkan, masalah tak berhenti di sistem. Mentalitas pegawai yang lebih berorientasi sebagai employee daripada entrepreneur dinilai menjadi hambatan dalam menjalankan unit usaha yang seharusnya berbasis bisnis.
“Zona nyaman masih dominan. Banyak yang merasa tetap akan digaji meski unit usahanya tidak produktif. Itu sulit kalau ingin bicara PAD,” jelasnya.
Selain itu, pola subsidi silang antar unit usaha yang selama ini diterapkan turut memperkuat ketimpangan internal. Objek wisata yang produktif seperti Cipaniis, Talaga Remis, dan Talaga Nilem harus menanggung biaya operasional objek lain yang belum menghasilkan.
“Selama ini Waduk Dharma menopang objek lain. Tapi ketika sudah tidak dikelola PDAU, subsidi silang itu justru menjadi beban,” tambahnya.
Heni menyebut, transformasi mindset pegawai dan pembenahan sistem tata kelola harus dilakukan secara menyeluruh dan konsisten. Ia telah mulai membangun SOP bersama tim sejak awal masa jabatannya, meski di tengah keterbatasan sumber daya. (argi)
