KUNINGAN (MASS) – Kabupaten Kuningan merupakan Kabupaten termiskin kedua di Jawa barat. Hal itu seolah dipertegas dengan keberadaan rumah yang tak layak huni yang terletak di wilayah timur bagian kota. Rumah itu milik Iti Nursiti, beralamat di Desa Cikananga, Kecamatan Garawangi.
Iti Nursiti merupakan perempuan berstatus janda yang mempunyai 2 anak. Anak yang pertama bekerja di luar kota dan anak kedua perempuan sudah berumah tangga dan tinggal bersamanya.
Bangunan rumahnya sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan sempat menerima bantuan pada tahun 2021. Namun rumah bantuan tersebut berbahan dasarnya hanya dari Glass Fiber Reinforced Concrete (GRC) dan atap masih dari bilik yang mulai ambruk.
Keadaan bangunan rumah terlihat sangat memprihatinkan dengan keadaan atap yang akan ambruk sering terjadi mengalami bocor saat hujan datang. Kondisi seperti itu sangat membahayakan bagi keluarga yang menempatinya.
Sang anak, Dina, mengaku rumah tersebut sudah berdiri dari sejak ia kecil. Namun sempat sekitar tahun 2021 dibantu oleh pemerintah setempat terkait renovasi rumahnya.
“Rumah itu atuh udah lama dari waktu saya kecil. Awalnya rumah panggung bilik terus bawahnya kandang kambing. Ini kita baru ngerenovasi pada waktu almarhum pak Kuwu Diding masih menjabat,” ujarnya saat di wawancara, Rabu (14/5/2025) siang.
Kata Dina, walaupun ibunya sudah tidak muda lagi, ia masih semangat dalam bekerja. Sekarang ibunya sedang bekerja di Perum Cirendang.
“Ibunya sekarang lagi kerja di perum Cirendang di Alam Asri, pulangnya setiap sebulan sekali,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan karena rumahnya sering mengalami bocor dan bangunan atap sudah terlihat rusak. Sementara keluarganya sekarang mengungsi di rumah bibi.
“Tadinya saya di rumah ibu, cuma kan sering hujan bocor gitu jadi kita ngungsi dulu disini. Karena khawatir ambruk atapnya. Ini sekarang di rumah bibi kebetulan rumah bibi kan masih deket depan rumah. Jadi rumah ibu keliatan kondisinya,” ungkapnya.
Lanjut Dina, sebelumnya pihak keluarga yaitu suaminya sempat iseng-iseng berkomentar di akun sosial media pak kanit polrsek Luragung yang waktu itu membagikan program rutilahu. Ternyata direspon baik olehnya, akhirnya pemerintah desa berkoordinasi dengan pihak keluarga.
“Pertama tuh si aa lagi iseng-iseng lihat facebook ya, terus pak kanit nge-share rutilahu dia ikut komen. Eh ga taunya direspon. Itunya ngobrol sama perangkat desa pak bihi terus ke bu lurah. Bu lurahnya datang kesini kemarin,” ucapnya
Dina menyampaikan bahwa sebetulnya keluarga bisa mengajukan bantuan dengan mengirimkan proposal. Namun keluarga menindaklanjuti hal tersebut merasa tidak mampu jika keluarganya harus bertanggung jawab perihal biaya yang harus dikeluarkan di luar program tersebut. (rzl/mgg)