Pengertian Organisasi
Kumpulan orang yang ingin mencapai tujuan yang sama pasti akan membuat kelompok atau yang biasa disebut dengan organisasi.
Organisasi terjadi ketika orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Hal itu bisa terjadi melalui serangkaian kegiatan yang dirancang dengan sengaja, membuat improvisasi atau kombinasi keduanya.
Berikut adalah pengertian organisasi menurut para ahli:
1. C.H. Northcott
Organisasi adalah sebuah pengaturan di mana tugas-tugas diberikan kepada para anggota sehingga mereka berkontribusi secara efektif untuk beberapa tujuan yang lebih jelas.
2. Louis Allen
Organisasi adalah sebuah proses identifikasi dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan dan mengerjakan tanggung jawab dan wewenang serta membangun hubungan untuk sebuah tujuan yang membuat anggota organisasi saling bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. Organisasi adalah sebuah instrumen untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
3. Koontz and O’Donnell
Organisasi adalah pembentukan hubungan otoritas dengan ketentuan untuk koordinasi di antara mereka, baik secara vertikal maupun horizontal dalam struktur perusahaan. Organisasi merupakan titik koordinasi di antara para pebisnis.
4. Spriegel
Organisasi mengacu pada hubungan antara berbagai faktor yang ada dalam sebuah usaha tertentu. Dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, organisasi adalah hubungan struktural antara berbagai faktor dalam perusahaan.
5. Wheeler
Organisasi merupakan struktural tugas atau tanggung jawab yang dikerjakan oleh masing-masing personil dari organisasi. Organisasi adalah proses penetapan tugas dan tanggung jawab orang-orang di suatu kelompok atau perusahaan agar tujuan yang ditentukan dapat tercapai.
6. Oliver Sheldon
Organisasi adalah proses yang menggabungkan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan fasilitas yang diperlukan dalam pengerjaannya, sehingga tugas atau pekerjaan yang dilakukan memberikan hasil terbaik dan efisien. Organisasi membantu dalam pemanfaatan sumber daya secara efisien dengan membagi tugas ke dalam beberapa orang
7. George Terry
Organisasi adalah pembentukan hubungan otoritas yang efektif di antara pekerjaan, pekerja, dan tempat kerja yang dipilih agar kelompok dapat bekerja sama secara efisien. Organisasi adalah terciptanya hubungan antar manusia dan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan efisien.
8. L.H Haney
Organisasi adalah sebuah harmonisasi dari bagian-bagian khusus untuk pencapaian beberapa tujuan bersama.
Konsep Organisasi
Organisasi memiliki dua konsep yaitu konsep statis dan konsep dinamis.
1. Konsep Statis.
Dalam konsep statis, organisasi merupakan sebuah struktur atau jaringan hubungan tertentu. Dalam artian, organisasi adalah sekelompok orang yang terikat bersama dalam hubungan formal untuk mencapai tujuan bersama.
2. Konsep Dinamis
Dalam konsep dinamis, organisasi merupakan sebuah proses dari aktivitas yang sedang berlangsung. Dalam artian, organisasi adalah proses pengorganisasian, pekerjaan, orang dan sistem. Hal ini berkaitan dengan proses menentukan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan sebuah kelompok.
Karakteristik Organisasi
Organisasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1. Koordinasi.
Koordinasi dari berbagai aktivitas adalah sebuah hal penting dalam organisasi. Koordinasi akan membantu dalam mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai kegiatan. Koordinasi juga menghindari penundaan pekerjaan. Berbagai fungsi dalam sebuah organisasi bergantung satu sama lain dan juga mempengaruhi satu sama lain.
Di dalam sebuah organisasi pada umumnya akan terdapat sebuah struktur, dimana apabila koordinasi yang ada tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi pada hasil kerja.
2. Divisi Pekerjaan.
Organisasi berurusan dengan seluruh tugas. Berbagai aktivitas ditugaskan kepada para anggota yang berbeda untuk pencapaian efisien neraka. Namun hal ini bukan berarti bahwa satu anggota tidak dapat menjalankan banyak fungsi tetapi spesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas seseorang. Organisasi membantu dalam membagi pekerjaan menjadi aktivitas yang ditugaskan untuk individu berbeda.
Dengan adanya pembagian tugas tersebut, penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki manajemen yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu.
3. Tujuan yang sama.
Semua struktur organisasi merupakan sarana menuju pencapaian tujuan perusahaan yang sama. Struktur organisasi harus dibangun berdasarkan tujuan yang jelas, hal ini akan membantu pencapaian organisasi dengan benar.
4. Hubungan Kooperatif.
Organisasi yang memiliki struktur yang baik akan menciptakan hubungan kerjasama di antara berbagai anggota organisasi. Sebuah organisasi tidak dapat dibentuk oleh satu orang, setidaknya membutuhkan dua orang atau lebih.
Organisasi yang baik akan membantu menciptakan hubungan yang bermakna, hubungan harus vertikal dan horizontal di antara anggota dan di berbagai divisi. Struktur organisasi harus dirancang agar dapat memotivasi anggota untuk melakukan bagian pekerjaan masing-masing.
5. Hubungan otoritas-tanggung jawab yang ditetapkan dengan baik.
Sebuah organisasi terdiri dari berbagai posisi yang diatur dalam hierarki dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Tentunya selalu ada otoritas pusat untuk organisasi yang baik. Hierarki posisi dalam organisasi menentukan garis komunikasi dan pola hubungan.
Dalam menjaga hubungan tersebut, pentingnya ada budaya organisasi yang diterapkan dengan baik.
Metafora Organisasi
Metafora adalah sebuah cara untuk menstimulasi imajinasi bagi ide baru. Menurut Gareth Morgan, ada empat metafora yang terbukti dapat membantu untuk membentuk gambaran dari organisasi yaitu: mesin, organisme (makhluk hidup), budaya dan penjara psikis.
Metafora mesin dan organisme menjadi yang pertama dan paling cocok untuk memvisualisasikan organisasi sebagai struktur atau sistem untuk dirancang dan dikendalikan. Sedangkan untuk metafora budaya dan penjara psikis akan berkembang kemudian.
Budaya menyajikan gambaran yang lebih cocok untuk memahami pengorganisasian sebagai proses yang timbul dari interaksi sosial dan pencitraan, sedangkan metafora penjara psikis menawarkan sikap kritis untuk metafora lainnya.
1. Organisasi Sebagai Mesin.
Metafora mesin asal-usulnya sudah ada sejak 300 tahun awal di era industri. Sebuah mesin dirancang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan dapat melakukan pekerjaan yang bersifat repetitif.
Frederick Taylor seorang teknisi, terinspirasi tentang cara kerja mesin untuk menemukan gerakan yang paling efisien bagi manusia untuk digunakan ketika mengerjakan pekerjaan manual.
Taylor kemudian mengklaim pendekatan ilmiahnya. Saat ini metafora mesin dapat mendorong para manajer untuk merancang semua aspek organisasi mereka untuk memaksimalkan pekerjaan.
Dalam mendesain sebuah mesin untuk melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus menentukan tugasnya misalnya, mesin untuk menenun kain. Hal ini tentunya juga berlaku dalam sebuah organisasi.
Namun tentunya, tugas organisasi lebih rumit dari sebuah mesin. Tujuan, misi, dan sasaran organisasi adalah menentukan tugas-tugas untuk organisasi tersebut. Untuk dunia bisnis, fungsi ini bisa saja untuk memproduksi pesawat terbang atau bahkan memproduksi makanan.
Organisasi non-bisnis juga memiliki tujuan misalnya untuk menyediakan pendidikan tinggi seperti sekolah atau universitas. Penerapan metafora mesin cenderung memusatkan perhatian pada cara kerja internal dari organisasi tersebut, seperti bagaimana mereka melakukan produksi atau melakukan tugas pengiriman.
Namun, organisasi juga harus mengerjakan tugas lain seperti, membeli bahan-bahan mentah, menjual produk dan lain-lain. Sama halnya dengan manajer, mereka juga harus melakukan rekrutmen, mempertahankan para pekerja, dan juga merancang pekerjaan. Namun, metafora mesin tidak cukup cocok untuk mendeskripsikan hal tersebut.
2. Organisasi sebagai makhluk hidup atau organisme.
Metafora organisme berkembang lebih lambat daripada metafora mesin. Metafora ini muncul bersama dengan seorang ahli biologi, Charles Darwin.
Organisme adalah sistem kehidupan yang kelangsungan hidupnya bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Begitupula dengan organisasi yang dalam mencapai tujuannya harus bergantung dengan kemampuan orang yang ada disekitarnya. Salah satu cara yang paling tepat untuk menjaga hubungan tersebut adalah dengan komunikasi yang baik seperti halnya yang dibahas pada buku Komunikasi Organisasi.
Memperlakukan organisasi sebagai organisme yang adaptif terhadap lingkungan akan mengarahkan pada dinamika persaingan, ketergantungan pada sumber daya yang tersedia dan pada tuntutan untuk perubahan. Gagasan bahwa organisasi seperti organisme, memiliki bagian yang saling berkaitan.
Sistem tubuh manusia terdiri dari pencernaan, anatomi, peredaran darah, pernafasan dan sistem saraf. Semuanya mengerjakan berbeda-beda pekerjaan seperti mengubah makanan menjadi sebuah energi dan mentransfer oksigen dari paru-paru ke darah, dengan demikian sel-sel di tubuh dapat merasakan sesuatu.
Demikian pula dengan operasional organisasi. Organisasi juga memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah barang atau jasa. Sementara itu, staf di bidang keuangan, pemasaran, komunikasi dan lain-lainnya melakukan fungsi atau pekerjaannya masing-masing.
3. Organisasi sebagai Budaya.
Antropologi dan literatur juga mengusulkan bahwa organisasi dapat dilihat sebagai budaya. Clifford Geertz, antropolog budaya menggabungkan hal ini dalam menawarkan padangan simbolis tentang budaya.
Dalam pemahaman humanistik, tentunya akan membawa pertanyaan-pertanyaan baru seperti, apa kekuatan sosial dan emosional berasal dari suatu grup dan bagaimana pengaruhnya terhadap struktur organisasi?
Apa konsep seperti artefak, adat istiadat dan tradisi dapat memberitahu kita tentang organisasi? Dapatkah sebuah budaya menjelaskan kesuksesan atau kegagalan dari sebuah organisasi?
Metafora budaya menekankan emosi dan nilai-nilai yang menciptakan landasan kuat dan kokoh bagi aktivitas dan aspirasi anggota organisasi. Upacara dan ritual dapat mengikat anggota organisasi bersama-sama atau bahkan saat mereka menceritakan kisah-kisah masa lalu mereka.
Secara keseluruhan simbol-simbol ini membentuk pola makna yang membuat budaya dapat membantu orang mengidentifikasi satu sama lain dan menghormati apa yang mereka yakini. Ada sisi gelap dalam budaya. Sebuah budaya memiliki pengaruh yang besar dalam mengendalikan kekuatan hati dan pikiran penganutnya.
Jika budaya organisasi berada di bawah pengaruh subkultur manajemennya, para anggota dapat terpenjara oleh norma dan harapan yang tidak mengungkapkan nilai-nilai sejati mereka.
4. Organisasi sebagai Penjara Psikis.
Budaya dan alam bawah sadar dapat dianggap sebagai sisi berlawanan dari koin yang sama. Psikiater Sigmund Freud menganggap budaya sebagai fenomena kolektif yang timbul dari dinamika alam bawah sadar para penganutnya.
Ide dari Carl Jung berlawanan dengan Sigmund Freud. Dia menganggap bahwa masa lalu budaya seseorang menyediakan pengalaman dan ingatan. Bagaimanapun, ide tentang hubungan budaya dengan alam bawah sadar memberikan cara baru untuk berpikir tentang organisasi.
Contohnya dalam psikoanalisis Freud menunjukan bahwa emosi seperti cemas dan keinginan akan menghasilkan sebuah realitas yang dihuni dengan manusia, dengan demikian hal ini menjadi bagian dari organisasi mereka.
Freud mempercayai bahwa untuk hidup harmonis dengan yang lainnya, manusia mengendalikan impuls mereka melalui psikologis alam bawah sadar seperti mekanisme penolakan, perpindahan, rasionalisasi, regresi dan sublimasi.
Dengan membantu seorang individu mengenali perasaan impuls mereka dan mekanisme psikologisnya, Freud mengklaim bahwa dia dapat menyembuhkan pasien yang mengalami depresi, hipokondria, obsesi atau narsisme.
Organisasi memiliki kecenderungan neurotik serupa yang dapat terwujud sebagai konflik atau perilaku disfungsional lainnya yang dapat mengancam organisasi tersebut. Dilihat dengan hal ini metafora alam bawah sadar juga menyediakan jalan untuk pengetahuan organisasi dan manfaat psikologisnya, termasuk untuk mengubah kepribadian atau identitas sebuah organisasi.
Menerapkan metafora penjara psikis menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana organisasi dapat membawa perubahan positif bagi para anggotanya.
Menggambarkan organisasi sebagai penjara psikis mendorong kritik terhadap manajemen dan dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran kita dengan harapan mengubah organisasi demi kemajuan semua anggotanya.
Tipe Organisasi
Ninin menganalogikan tipe Organisasi menjadi empat.
Pertama adalah “tipe pasar”, dimana orang yang datang sangat ramai tapi dengan tujuan berbeda.
Organisasi tipe pasar memiliki anggota yang banyak, namun kesemuanya tidak memiliki satu visi yang sama.
Kedua “tipe angkot”, yang penumpangnya bisa naik ataupun turun sembarangan.
Organisasi tipe ini memiliki maksud, tujuan, serta modal yang berbeda-beda. Bahkan, niat anggotanya pun tidak sejalan dengan tujuan organisasi.
Ketiga adalah “tipe judi”, dimana semua pemain punya visi yang sama, yaitu untuk menang. Akan tetapi, langkah yang dilakukannya berbeda-beda, termasuk menghalalkan segala cara.
Organisasi tipe judi ini hanya menguntungkan sebagian pihak saja.
Sedangkan tipe keempat yakni “tipe bangunan kokoh”.
Sudah 22 tahun Salimah berdiri, kami telah memiliki fondasi, tiang-tiang penyangga, dinding, hingga pintu dan jendela kami bangun.
Salimah selama ini telah kerja keras, tentu tidak sedikit pengorbanan, dan sudah melalui proses yang panjang. Kesolidan penguruslah yang menjadikan Salimah mampu bermetamorfosa menjadi organisasi yang kokoh dan senantiasa mewujudkan visinya “Menjadi Ormas Muslimah yang dinamis dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, keluarga dan anak Indonesia”.
“Berorganisasi itu jangan seperti orang ke pasar, naik angkot, apalagi yang di meja judi. Organisasi itu harus seperti bangunan yang kokoh,” kata Ninin.
Untuk mendirikan organisasi dengan tipe bangunan kokoh tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil adalah dengan bersama-sama membangun komunikasi yang baik, memahami kedudukan dan tupoksi masing-masing anggota, memiliki semangat kebersamaan dan pengorbanan, serta membangun sikap saling memahami (mutual understanding) dan kelapangan dada.
Menurut Ninin, manfaat berorganisasi antara lain adalah melatih jiwa kepemimpinan, meningkatkan wawasan dan pengetahuan, membentuk karakter seseorang, memperluas pergaulan, mampu mengatur waktu dengan baik, kuat dalam menghadapi tekanan, dan juga sebagai ajang pembelajaran kerja dakwah yang sesungguhnya.
Di hari miladnya yang ke-22 ini Ketua Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah Kab. Kuningan) Ninin Setianingsih, SP. berharap semoga Salimah semakin dapat dirasakan manfaatnya di Kabupaten Kuningan. (deden)