KUNINGAN (MASS) – Suasana penuh kemeriahan menyelimuti Alun-alun Desa Garawangi, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Minggu (24/8/2025), dalam rangka peringatan Milangkala ke-275 Desa. Meskipun sudah memasuki usia ratusan tahun, menariknya ini baru pertama kali digelar secara resmi oleh pemerintah desa.
Acara ini mengusung tema “Ngaraksa Desa, Ngawangun Nagara”, yang menjadi momentum penting untuk membangkitkan semangat masyarakat dalam menjaga dan membangun desa sebagai bagian dari pembangunan nasional.
Sejak pagi, antusiasme ribuan warga memadati lokasi acara. Sekitar 2.000 orang turut hadir memeriahkan kegiatan, mulai dari karnaval pembangunan antar kampung, sunatan massal, hingga pembukaan stand pembangunan.
Turut hadir dalam acara ini Camat Garawangi, unsur Koramil, Kosek, anggota BPD, LPM, para tokoh agama, RT, RW, serta seluruh elemen masyarakat desa.
Kepala Desa Garawangi, Haswidi, SE, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk semangat baru pemerintah desa untuk menggerakkan partisipasi warga dalam membangun wilayahnya.
“Seperti yang disampaikan oleh Mohammad Hatta, Indonesia tidak akan bercahaya dengan obor besar di Jakarta, tapi dengan lilin-lilin kecil di desa. Artinya, kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh kemajuan tiap desa,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan Milangkala ini dapat menjadi penguat nilai-nilai gotong royong, kreativitas, serta persatuan masyarakat, sesuai dengan visi Desa Garawangi, yakni mandiri, unggul, kreatif, tertib, dan islami.
Haswidi mengatakan, peringkat milangkala akan berlangsung selama empat hari, dengan berbagai acara menarik setiap harinya.
“Acara hari ini yang kami persiapkan yaitu, karnaval, sunatan massal, pertandingan bola voli putri, serta pentas seni anak-anak dari tingkat TK dan SD,” ucapnya.
Sementara, di hari kedua, acara dilanjutkan dengan pagelaran seni budaya dari setiap RW yang digelar pada malam hari. Dilanjutkan hari ketiga yaitu Lomba koreografi atau festival tari dari warga desa.
Pada hari keempat yaitu malam puncak, acara dimulai dari sore hari dengan istigosah bersama, dan ditutup dengan pagelaran wayang golek pada malam harinya.
Meskipun baru pertama kali digelar, Pemerintah desa berkomitmen untuk terus membangun semangat kebersamaan waga dan terus memajukan desa. (didin)
