KUNINGAN (MASS) – Depresi, demensia, dan gangguan kecemasan kerap menimpa lansia. Hal ini merupakan salah satu bentuk gangguan mental yang menyerang orang tua. Mood yang kurang baik, rendah diri, putus asa, dan sensitif merupakan kondisi mental yang biasa ditemui pada lansia, demografi berusia 60 tahun ke atas. World Health Organization (WHO) memperkirakan 20% populasi lansia memiliki gangguan mental. Menurut WHO, demensia muncul karena penurunan memori, pikiran, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bahkan, diperkirakan lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia mengalami demensia. Angka ini diprediksi menjadi 82 juta jiwa pada tahun 2030 nanti. Psikolog keluarga Probowatie Tjondronegoro mengatakan, perubahan mood seperti mudah marah dan menjadi sensitif wajar terjadi pada siklus lansia, salah satu penyebabnya adalah post-power syndrome.
Jiwa keagamaan yang termasuk kedalam aspek rohani akan sangat tergantung pada perkembangan fisik demikian pula sebaliknya. Bahkan sering dikatakan bahwa kesehatan fisik akan mempengaruhi pada kesehatan mental. Kematian merupakan takdir yang pasti dan rahasia sang Illahi, namun usia tak selamanya muda, akan ada masa dimana kita mengalami penurunan kondisi fisik, piskologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain, atau kita kenal dengan isitilah (anging) proses menua.
Oleh karena itu, dalam perkembangan jiwa seseorang, pengalaman kehidupan beragama sedikit demi sedikit akan semakin mantap sebagai suatu unit yang otonom di dalam diri kepribadiannya. Seperti halnya mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh, meningkatnya kecendrungan menerima pendapat kegamaan, dan timbul rasa takut pada kematian berdampak pada pembentukan sikap kegamaan dan kepercayaan terhadap kehidupan abadi (akhirat).
Apabila melihat kasus diatas, selayaknya kita harus berupaya untuk memberi perlakuan manusiawi kepada orang tua kita sesuai dengan konsep yang dianjurkan dalam Islam. Karena, orang tua yang sudah usia lanjut dipandang tak ubahnya seorang bayi yang memerlukan pemeliharaan dan perawatan serta perhatian khusus dengan kasih sayang, sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai anak-anaknya untuk senantiasa memberikan perlakuan baik dan penuh kesabaran serta kasih sayang sebagai bentuk berbakti kita kepada kedua orang tua. Karena Ridha-Nya Allah terletak pada Ridha kedua orang tua.
Oleh : Intan Nuraini Mahasiswi PAI Universitas Islam Al-Ihya Kuningan.