Connect with us

Hi, what are you looking for?

Education

Menghidupkan Kembali Ujian Nasional: Menata Daya Saing Generasi Emas Indonesia

KUNINGAN (MASS) – Pada tahun 2020, Indonesia mengambil langkah besar dalam dunia pendidikan dengan menghapus Ujian Nasional (UN). Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada siswa, namun dampaknya jauh lebih kompleks.

Meskipun beberapa pihak menyambut baik keputusan ini, muncul kekhawatiran tentang dampak jangka panjang terhadap daya saing siswa Indonesia, motivasi belajar, dan pengakuan internasional terhadap kualitas pendidikan kita.

Dengan semakin banyaknya persaingan global, bagaimana kita bisa memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang?

Sejak diterapkannya kebijakan penghapusan UN, terdapat dampak nyata yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah penurunan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan penelitian Triatmaja pada tahun 2022 di SDN 2 Podorejo, motivasi belajar siswa memperoleh skor sebesar 54%, yang masuk dalam kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya UN, banyak siswa merasa tidak ada tolak ukur yang jelas untuk meraih prestasi, sehingga motivasi belajar menurun.

Selama bertahun-tahun, UN telah menjadi standar pendidikan yang menguji kemampuan siswa dan mendorong mereka untuk berusaha lebih keras. Tanpa standar ini, siswa merasa mereka akan lulus tanpa usaha yang maksimal, yang pada akhirnya mempengaruhi daya saing mereka di tingkat nasional dan internasional.

Selain itu, penghapusan UN berdampak pada kesetaraan pendidikan dan pengakuan internasional. Ferdiansyah, anggota Fraksi Golkar, menyatakan bahwa banyak universitas di luar negeri mulai mempertanyakan standar nilai pendidikan Indonesia sejak penghapusan UN. Akibatnya, beberapa universitas menolak siswa Indonesia untuk melanjutkan ke jenjang S1.

Pernyataan ini diperkuat oleh Inty dalam wawancara dengan tim Kompas pada September 2023, yang mengungkapkan bahwa universitas berbasis riset di Belanda dan Jerman kesulitan menentukan standar siswa Indonesia tanpa adanya UN. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia memerlukan standar yang jelas dan konsisten agar lulusan dapat diakui secara global.

Menurut I Nyoman Parta, UN membantu siswa untuk menetapkan tujuan, bersaing, dan mencapai hasil terbaik. Sejalan dengan hasil penelitian Mutia di SMAN 1 Jawilan, UN memiliki berbagai manfaat, antara lain sebagai alat untuk menilai standar pendidikan, mempersiapkan siswa menghadapi dunia nyata, meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas, serta membangun kesiapan mental dan emosional siswa.

UN yang hanya dilaksanakan sekali dalam setahun menjadi momen penting untuk mengevaluasi perkembangan siswa dalam periode tertentu. Melalui ujian ini, siswa dapat mengukur kemampuan mereka dan menciptakan daya saing yang sehat.

Namun, kritik terhadap UN juga perlu dipertimbangkan, seperti tekanan psikologis pada siswa dan keterbatasannya dalam menilai kemampuan individu secara menyeluruh. Oleh karena itu, solusi terbaik bukanlah menghapus UN sepenuhnya, tetapi mereformasi sistemnya. UN perlu dirancang ulang agar dapat mengukur kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan keterampilan praktis siswa.

Reformasi ini harus mempertimbangkan keragaman potensi dan kesiapan daerah. Karena setiap daerah memiliki kondisi yang berbeda, baik dari segi kualitas guru, metode pengajaran, maupun sumber daya, soal-soal dalam UN perlu ditinjau agar relevan dengan kebutuhan daerah masing-masing.

Penghapusan UN juga berpotensi menurunkan motivasi siswa karena mereka merasa tidak ada standar yang jelas untuk mengejar prestasi. Oleh sebab itu, reformasi UN yang mengintegrasikan kreativitas, keterampilan berpikir kritis, dan literasi digital dapat menjadi solusi untuk mengembalikan semangat belajar siswa.

Selain itu, pelatihan guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan personal sangatlah penting. Teknologi juga harus diintegrasikan dalam sistem evaluasi agar lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa masa kini.

Singkatnya, penghapusan UN tanpa pengganti yang setara telah menurunkan motivasi belajar siswa dan menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas pendidikan di Indonesia. UN memiliki peran penting sebagai tolak ukur pendidikan yang membangun daya saing dan tanggung jawab siswa. Dengan reformasi yang tepat, UN dapat menjadi instrumen yang relevan, inklusif, dan adaptif.

Pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan kebijakan ini dengan bijaksana untuk memperkenalkan kembali UN dalam format yang lebih baik.
Dengan memperkenalkan reformasi pada Ujian Nasional, Indonesia dapat menghasilkan lulusan yang kompeten secara akademik dan siap menghadapi persaingan global dengan keterampilan abad ke-21.

Sistem pendidikan yang kuat dan relevan dengan kebutuhan zaman akan menciptakan generasi emas yang siap bersaing di pasar domestik maupun global. Mengingat Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045, dengan lebih dari 50% populasi berada di usia produktif, kualitas pendidikan menjadi kunci keberhasilan.

Ujian Nasional yang efektif akan membentuk pola pikir, karakter, dan keterampilan anak-anak muda Indonesia untuk menghadapi tantangan global yang kompleks. Dengan demikian, reformasi UN akan menjadi langkah strategis untuk memanfaatkan potensi bonus demografi dan membangun fondasi yang kuat bagi masa depan bangsa.***

Penulis : Ramona Dixci
Mahasiswa STKIP Al-Hikmah Surabaya

Referensi
Ghani, S. dan Mustafid Zharfa, 2020. Pengaruh Penghapusan Ujian Nasional Terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik Di Masa Pandemi. Jurnal Pendidikan Tematik : Vol. 1,
No. 3.
Mutia, dkk. Tanggapan Siswa dan Guru di SMAN 1 Jawilan Tentang Kebijakan Penghapusan
Ujian Nasional. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar: Vol. 09, No. 02.
Triatmaja. (2022). Analisis Dampak Penghapusan Ujian Nasional PAda Motivasi Belajar Siswa
Kelas 6 Di SDN 2 Podorejo. Jurnal Riset dan inovasi Pendidikan Dasar : Vol. 2 (2).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Education

KUNINGAN (MASS)- Hari Senin (23/4/2018) secara serentak di Jawa Barat digelar ujian nasional. Total  sebanyak 354.698 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 99.506 siswa...

Advertisement
Exit mobile version