KUNINGAN (MASS) – Ikatan mahasiswa Kuningan (IMK) wilayah Cirebon baru saja menggelar kegiatan Menggaya, mengenal keragaman budaya, di Desa Gewok Kecamatan arawangi, Sabtu-Minggu (22-23/2/2025) kemarin. Kegiatan sendiri, diikuti sektar 30 mahasiswa, pengurus dan anggota IMK.
Salah satu pengurus IMK, Haerul Tamami, mengatakan bahwa kegiatan Menggaya ini dilatarbelakangi oleh oleh rasa empati dan kepedulian untuk memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat. Dan dalam salah satu bentuk usahanya adalah dengan menggelar program bhakti sosial kepada masyarakat kabupaten Kuningan.
“Untuk mempersiapkan dan mendapatkan pengabdian/bakti sosial yang produktif, (maka) kegiatan mengenal keragaman budaya (Menggaya) dilakukan,” ujarnya.
Di hari pertama kegiatan Menggaya, diisi dengan silaturahmi ke para kepala dusun, dan tokoh masyarakat setempat. Selain silaturahmi, hal ini dilakukan untuk mengenal lebih dalam kehidupan sehari-hari warga mulai dari mata pencaharian, kegiatan masyarakat sehari-hari, ekonomi, keagamaan serta pendidikan warga disana.
“Hasil dari Menggaya bakal dijadikan bahan kajian dan akan ditindaklanjuti di kegiatan baksos (bakti sosial) nanti,” tuturnya.
Adapun di hari berikutnya, IMK ikut membersamai warga dalam tradisi tilawat di Desa Gewok. Tradisi tilawat sendiri merupakan kegiatan bersih-bersih pemakaman yang dilakukan masyarakat desa gewok sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Kegiatan di awali dengan pembacaan tahlil dan do’a setelahnya dilanjutkan dengan makan bersama dengan para warga dan diteruskan dengan kegiatan bersih-bersih sampai dengan selesai. Salah satu tujuan diadakannya kegiatan tilawat ini ialah sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan di masyarakat.
“Hasil dari seluruh rangkaian kegiatan menggaya sendiri ini ialah diharapkan seluruh anggota tahu betul desa yang akan disambangi sebagai tempat pengabdian yang akan dilaksanakan, Mendapatkan informasi dan data yang sesuai agar tercapai pengabdian yang produktif bermanfaat bagi masyarakat setempat dan bisa mengangkat kearifan budaya lokal masyarakat di desa Gewok,” ujarnya di akhir. (eki)