KUNINGAN (MASS) – Dalang cilik yang satu ini namanya Yuda Dwistiawan, usianya . Putra pertama dari pasangan Sunaryo dan Mardianliti ini, merupakan anak yang tinggal di Desa Kertawinangun Kecamatan Mandirancan.
Bisa dibilang, Yuda ini adalah potret anak yang sedikit berbeda dari anak yang lainnya. Disaat yang lain banyak hobi pada teknologi seperti gadget, Yuda mengaku sudah senang melihat wayang, dalang, sejak usia 4 tahun.
Diceritakannya, Yuda yang kini bersekolah di salah satu SLTA di Kecamatan Mandirancan itu sempat dibuat takut wayang yang muncul di Televisi.
Meski awalnya takut, diceritakannya Yuda yang setiba hari libur sering diajak menonton dan mendengarkan wayang oleh sang paman.
Logat dan cara bicara si cepot yang ‘ngabodor’ ternyata membuatnya sedikit-sedikit malah senang dan mulai nonton wayang.
Cepot, termasuk satu tokoh yang khas dan berkarakter, yang kemudian membuat Yuda ingin mendalami pewayangan.
Pernah satu ketika, cerita Yuda, saat kelas 4 SD dirinya sakit tipes dan dirawat cukup lama di rumah sakit. Tak kunjung sembuh, Yuda justru membaik setelah dibawakan wayang oleh sang ayah.
Sepulang dari rumah sakit itulah, Yuda mulai menirukan suara tokoh wayang, Cepot. Mendukung hal itu, sang ayah membelikannya mainan berupa wayang-wayang.
Saat ini, ada beberapa tokoh wayang seperti Arya Seta, Arjuna, Subadra, Gatot Kaca dan tokoh lainnya yang jadi koleksi.
Yuda sendiri memang tidak serta merta suka wayang sedari dini. Kakek buyutnya, sempat menjadi kepala grup acara wayang golek di Mandirancan. Darah dan trah seni mengalir turun temurun.
Bukan hanya senang dan sebatas hobi, Yuda juga mulai belajar manggug ngedalang sejak kelas 8 SLTP.
Saat itu, pengalaman pertamanya tampil dalam acara Agustusan di desanya. Saat itu, Yuda mengaku senang.
Bukan hanya satu kali, kini Yuda juga punya beberapa agenda untuk manggung di beberapa tempat dan di beberapa kesempatan.
“Semoga keadaan tetap kondusif sehingga rencana manggung ya yuda tidak ada kendala sama sekali, amiin,” harapnya baru-baru ini.
Sebagai dalang cilik, Yuda sangat berharap kesenian tradisional yang disenanginya ini, tidak ditinggalkan dan tergerus kemajuan zaman.
Kesenian wayang, kata Yuda, bukan hanya sebagai hiburan semata. Banyak perwatakan yang bisa jadi cerminan hidup.
Apalagi, kesenian wayang ini sejak dulu sempat jadi salah satu cara menyampaikan kebaikan, nasehat kehidupan dan keagamaan.
“Hayu sasarengan lestarikeun budaya anu parantos janten warisan ti nenek moyang, sadaya na kedah gaduh peran kangge ngalestarikeun budaya,” ajaknya dalam bahasa Sunda.
Sebenarnya, hanya Yuda seorang di keluarganya yang sejak dini hobi kesenian. Putra dari pasangan Sunaryo dan Mardianliti lainnya, Irwan Maulana Malik (kelas 7 SLTP) adik Yuda juga punya kecenderungan serupa dalam dunia seni. Terutama seni ukir dan gambar.
Saat itu, sang adik yang masih kelas 5 SD, pernah membantu kakaknya membuat gambar gunungan untuk kebutuhan manggung. Sang adiklah yang membantunya menyelesaikan gambar dengan rapih dan baik. (eki)