KUNINGAN (MASS) – Jika dipampangkan foto-foto (di atas) kemudian ditanyakan; “.. SIAPA JAGOANMU ..? ” Tentu ini pertanyaan yang sangat sulit untuk menjawabnya. Karena bagi sebagian besar masyarakat, mungkin hanya mengenal calon pemimpinnya itu dari baligho dengan jargon-jargonnya saja yang banyak bertebaran di pinggir-pinggir jalan.
Jika dalam pilkada menginginkan terpilihnya pemimpin terbaik, maka masyarakat harus mengetahui dan diberikan pencerahan tentang siapa calon pemimpinnya:
》Bagaimana bobot, bibit
dan bebetnya.
》Bagaimana rekam jejaknya
》Bagaimana integritasnya
》Bagaimana kwalitasnya
》Bagaimana prestasinya
》Bagamana kehidupan
beragama dan
kemasyarakannya dll..
Jika tidak ada pemahaman tentang hal-hal tersebut, maka memilih pemimpin akan seperti memilih kucing dalam karung, yang isinya mungkin saja kucing-kucing baik semua, mungkin campuran yang baik dengan kucing budukan, atau mungkin kucing yang rusak dan budukan semua..
Untuk itu akan bagus, jika pihak terkait atau mungkin LSM mengambil langkah-langkah:
1. Menyelenggarakan debat terbuka antar calon, dengan mengundang nara sumber yang independen dari perguruan tinggi atau tokoh-tokoh kritis dan berintegritas. Serta mensosialisasinya melalui media TV atau media sosial.
2. Mencari dan mengumumkan
Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) bagi pejabat yang akan menalonkan diri sebagai kepala daerah. Serta menghimbau masyarakat agar melaporkan jika mengetahui ada perbedaan yang sangat mencolok antara total kekayaan yang dilaporkan, dengan faktanya di lapangan.
3. Menghimbau/mengkampanyekan agar masyarakat TIDAK MEMILIH calon pemimpin yang jor joran dengan uang, karena yang demikian itu sangat dimungkinkan adalah CALON KORUPTOR.
“.. AMBIL UANGNYA & JANGAN PILIH ORANGNYA..”
4. Memilih pemimpin yang rusak (karena suap) maka resikonya dunia akhirat.
Di dunia pemimpin yang demikian itu akan menimbulkan kerusakan, dan dari setiap kebijakannya yang rusak dan merugikan Negara, maka akan menjadi dosa jari’ah, sehingga dosanya akan mengalir pula kepada para pemilih dan pendukungnya.
Maaf, ini hanya sekedar sumbang saran saja, mudah-mudahan jika diterapkan akan dapat memperkecil resiko salah pilih pemimpin. 🙏
Totong Heriawan
(TH.150824)