KUNINGAN (MASS) – Pada era globalisasi ini, umat muslim dihadapkan dengan tantangan dan godaan yang semakin besar, salah satunya yaitu perkembangan teknologi dan digitalisasi yang semakin meluas. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada besar pada internal umat muslim, termasuk dalam membangun generasi yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an di tengah berbagai godaan duniawi yang terkadang membuat manusia terlena.
Dalam era yang bisa dikatakan semua serba digital ini, perusahaan-perusahaan teknologi semakin bersaing untuk unjuk gigi mereka dalam perkembangan ke arah yang lebih modern. Bahkan sebagai bagian dari perkembangan teknologi yang semakin modern dibuatlah AI ( Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Semua bertujuan sama, untuk memudahkan kerja manusia maka dari itu Kita dituntut untuk selektif dalam memilih dan memilah, agar pemanfaatan apa yang ada bisa bermanfaat dan pastinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Untuk itu akan menjadi penting menanamkan generasi Qur’ani dalam menjaga nilai-nilai Islam.
Apa itu generasi Qur’ani ?. Generasi Qur’ani adalah sebuah generasi yang berpegang teguh pada ajaran Al Qur’an, cerdas, berwawasan, berakhlakul karimah, dan mampu mengamalkan Al Qur’an dalam setiap aspek kehidupan. Karena Rasulullah S.A.W bersabda :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“ Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah(Al Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Kahfi ayat ke 13 :
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
“Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka”. (Q.S. Al Kahfi Ayat 13)
Dari ayat ini tentunya kita bisa ambil hikmah bagaimana gambaran Allah akan pemuda kahfi yang memegang teguh iman mereka, dalam keadaan yang luar biasa menekan keimanan mereka. Tetapi, mereka tetap memilih untuk mempertahankan iman mereka. Bahkan mereka rela meninggalkan kampung halamannya demi membela Iman mereka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Untuk menjawab tantangan era digital dan global maka Karakteristik generasi Qur’ani (iman yang kuat, akhlak mulia, berilmu, dan beradab) diperlukan untuk membentengi dari pengaruh negatif era teknologi. Sehingga, generasi kita akan tetap mempertahankan nilai-nilai islam.
Pemuda atau Generasi muda saat ini pun tidak lepas dari tantangan teknologi ini. Sebagai contoh nyata, pertama banyak sekali pemuda muslim maupun muslimah yang tidak mencerminkan dirinya sebagai pribadi muslim. Munculnya pergaulan bebas yang jauh dari syari’ah islam. Kedua, masifnya media entertaiment dan hiburan yang mudah di akses membuat nyaman para pemuda generasi sekarang. Konten yang jauh dari nilai islam, bahkan berbau sara dan saru dianggap biasa dengan dalih kemajuan teknologi. Gaya hidup, moral bahkan tingkah laku yang jauh dari nilai islamipun tak luput menjadi faktor negatif dari era teknologi.
Strategi Membangun Generasi Qur’ani
Untuk menjawab tantangan era teknologi, tentunya kita perlu strategi dalam membangun generasi Qurani. Semua bisa dimulai dari diri kita melalui keluarga kita terlebih dahulu. Bisa dimulai dengan memberikan pendidikan Al Qur’an sejak dini. Sahabat Rasulullah S.A.W sekaligus sepupu beliau Ibnu Abbas berkata (Barang siapa yang pandai membaca Al-Qur’an sebelum masuk usia baligh, maka dia termasuk orang yang dikaruniai hikmah semasa kecilnya.) ternyata dengan memberikan pendidikan Al-Qur’an sejak dini memberikan beberapa manfaat seperti:
1.Otak anak berkembang 80%.
2.Anak terlahir fitrah.
3.Mudah membentuk karakter anak.
4.Hafalannya menjadi kuat.
5.Anak anak belajar dari apa yang ia dengar dan lihat
Tentunya dalam pendidikan Al Qur’an kita bisa memanfaatkan teknologi secara positif sebagai langkah mengajarkan cara pemanfaatan teknologi. Seperti menonton tanyangan islami, memutar murrotal Al Qur’an, atau konten konten positif lainnya. Atau bisa juga memanfaatkan Aplikasi Al Qur’an, dan juga memanfaatkan media media dakwah dalam mencari sumber ilmu dan platform online yang positif dalam membantu pendidikan anak.
Peran Keluarga dalam Mengembangkan Generasi Qur’ani
Keluarga, sebagai unit terkecil masyarakat, memiliki peran krusial dalam mewujudkan cita-cita ini. Di dalam keluarga, nilai-nilai ditanamkan, karakter dibentuk, dan pondasi keimanan mulai dibangun. Oleh karena itu diperlukan langkah strategis dalam membangun generasi Qurani.Karena Orang tua bisa berperan sebagai teladan Qur’ani bagi anaknya. Orang tua pun bisa membatasi akses anak pada konten negatif dengan menanamkan nilai nilai islam sejak dini.
Dimasyarakat peran untuk membangun generasi Qur’ani bisa dilakukan lewat Masjid dengan mengadakan TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) atau lewat lembaga pendidikan Islam yang tentu sudah banyak dan berkembang. Hal ini dilakukan sebagai langkah penguatan nilai akhlak islami, karena Rasulullah bersabda :
إن من أحبكُمْ إِلي وَأَقْرَيَكُمْ مِنّى مَجْلِسًا يوم الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقَا
“Orang yang paling aku cintai dan paling dekat dengan tempatku kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia” (H.R. Tirmidzi)
Langkah-langkah Membangun Generasi Qur’ani
- Memperbaiki Kualitas Diri
- Membiasakan Membaca Al-Qur’an Bersama.
- Menjelaskan Makna Ayat-Ayat Al-Qur’an
- Mengintegrasikan Ajaran Al-Qur’an dalam Keseharian
Di era ini dengan membangun generasi Qur’ani kita bisa menjadikannya sebagai benteng moral. Sehingga nilai nilai islam akan tetap membumi. Akhlak baik sebagai muslim bisa menjadikan contoh dalam bermasyarakat. Melahirkan ketrentraman dalam berbagai aspek karena hidup berlandaskan Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Semua ini tidak lepas dari peranan bersama. Dimulai dari diri kita sediri, kemudian mengajarkannya kepada keluarga, meluas hingga masyarakat. Maka akan semakin mudah dalam membentuk generasi Qur’ani ditengah tantangan era teknologi.
Semoga kita mampu menjadi pelopor kebaikan bagi diri kita sendiri dan orang lain umumnya dalam membentuk generasi Qur’ani.
Penulis: Ayu Nurmalasari, mahasiswi STISHK Kuningan
