KUNINGAN (MASS) – Sebuah polling daring yang dilakukan oleh akun Kuningan Mass di Instagram (4-12/11/2025) menarik perhatian publik setempat. Polling ini membahas tiga skema alternatif pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) di Kabupaten Kuningan. Hasilnya menunjukkan mayoritas warganet mendukung skema dapur orang tua (KDM) sebagai opsi terbaik dalam pelaksanaan program tersebut.
Polling yang diikuti oleh 829 akun pengguna Instagram ini menjangkau 31.083 akun, dengan total tayangan mencapai 108.083 kali. Dari total pemirsa, 93,6% merupakan pengikut akun Kuningan Mass, sementara 6,4% berasal dari non-pengikut. Menariknya, keterlibatan perempuan sedikit lebih tinggi, yakni 51,8%, dibandingkan laki-laki yang mencapai 49,2%.
Tiga skema yang diuji dalam polling tersebut, mencerminkan perdebatan yang tengah terjadi di tingkat lokal terkait efektivitas dan transparansi pelaksanaan program MBG. Skema pertama yaitu dapur MBG, di mana dana disalurkan melalui SPPG seperti mekanisme saat ini. Dalam sistem itu, semua makanan dimasak di dapur bersama sebelum dibagikan kepada siswa. Skema ini dinilai lebih mudah dikontrol dan menghasilkan menu yang seragam, tetapi rawan menghadapi masalah logistik dan kebersihan.

Sementara itu, skema kedua, yakni Gubernur Jabar KDM atau dapur orang tua, justru menjadi pilihan favorit masyarakat dengan dukungan 63% suara. Dalam skema ini, dana program disalurkan langsung ke orang tua siswa. Mereka kemudian bertanggung jawab menyiapkan makanan bergizi dari dapur masing-masing. Pendekatan ini dianggap lebih personal dan fleksibel karena dapat menyesuaikan kebutuhan gizi anak di rumah. Namun, sejumlah pihak menilai skema ini memerlukan pengawasan ketat agar dana benar-benar digunakan untuk tujuan gizi anak, bukan kebutuhan lain.
Adapun skema ketiga, yakni realokasi dana MBG, hanya memperoleh 4% dukungan. Dalam opsi ini, pemerintah daerah diusulkan melobi agar dana MBG dapat sementara dialihkan untuk menutupi kebutuhan fiskal mendesak, seperti pembayaran utang daerah atau program prioritas lainnya. Meski dinilai dapat meringankan beban keuangan daerah, banyak responden menilai opsi ini berisiko menunda manfaat langsung bagi anak-anak yang menjadi sasaran utama program.
Dominasi dukungan terhadap skema KDM yang menunjukkan adanya pergeseran pandangan masyarakat terhadap pendekatan yang lebih berbasis keluarga. Banyak warga Kuningan tampaknya menilai, keterlibatan langsung orang tua dapat meningkatkan tanggung jawab dan kualitas asupan gizi anak. Selain itu, sistem ini memberi peluang bagi keluarga untuk mengatur menu sesuai selera dan kebutuhan masing-masing anak.
Secara keseluruhan, hasil polling ini memberikan gambaran preferensi masyarakat Kuningan dalam menyikapi kebijakan publik terkait pemenuhan gizi anak. Meski bukan survei ilmiah, data tersebut mencerminkan opini warga digital yang semakin peduli terhadap efektivitas program pemerintah. (argi)
Postingan polling di instagram :






















