KUNINGAN (MASS) – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul Syekh Syaubari akan kembali digelar di Pondok Pesantren Asy-Syaubariyyah, Kampung Ciwedus, Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar.
Mengusung tema “Mari Sambut Maulid Nabi dengan Memperbanyak Sholawat, Cinta, dan Kepedulian terhadap Sesama”, kegiataj akan digelar pada Senin (8/9/2025) besok.
Ketua Yayasan Asy-Syaubariyyah, Anwar Sanusi, menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan yang sudah menjadi tradisi.
“Haul ini selalu dilaksanakan setiap tanggal 17 Rabiul Awal. Selain memperingati Maulid Nabi, kami juga mengenang jasa Almarhum Mbah KH Syaubari, Ciwedus,” ujarnya, Minggu (8/9/2025).
Kegiatan ini akan berlangsung di Komplek Pondok Pesantren Asy-Syaubariyyah, Ciwedus, agar kegiatan terfokus dan menjadi pusat pertemuan masyarakat, santri, serta keluarga besar keturunan Mbah KH Subari.
“Pesantren menjadi pusat kebersamaan, bukan hanya bagi internal yayasan, tetapi juga untuk masyarakat luas,” katanya.
Menurutnya, haul akbar tersebut tidak bersifat eksklusif, melainkan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Panitia pun menggandeng berbagai pondok pesantren serta organisasi keagamaan, termasuk PUI Ranting Ciwedus.
“Kami ingin mengembalikan kejayaan Ciwedus pada masa keemasan, membangunnya kembali sebagai pusat kebersamaan dan keilmuan,” tambahnya.
Kegiatan tersebut diharapkan menjadi sarana silaturahmi bagi keluarga besar keturunan Mbah KH Subari yang kini sudah memasuki generasi keempat dan kelima. Pengaruh beliau, kata Anwar, sangat besar, bahkan menjangkau luar wilayah Jawa Barat hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain keluarga besar, maulid dan haul ini juga ditujukan untuk para alumni serta santri Pondok Pesantren Ciwedus. Mereka diharapkan hadir dalam suasana penuh keakraban, merajut ukhuwah, sekaligus melanjutkan perjuangan Mbah Subari dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.
Tahun ini, tabligh akbar menghadirkan penceramah dari Yogyakarta yakni Gus Muafiq. Kehadirannya diharapkan dapat memberi pencerahan dalam konteks kebangsaan dan moderasi beragama.
“Islam harus hadir sebagai wasathiyah, sebagai pemersatu bangsa, bukan pemecah. Pesan inilah yang kami ingin kuatkan,” tegas Anwar.
“Kami ingin menghidupkan kembali nilai perjuangan Mbah Subari, bahwa agama hadir untuk menyatukan, bukan memecah. Semoga dari sini lahir semangat baru untuk membangun Ciwedus dan menjaga ukhuwah umat,” pungkasnya. (didin)