KUNINGAN (MASS)- Desa Wisata Cibuntu Kecamatan Pasawahan, pada Kamis (15/8/2019) pagi kedatangan tim Juri Dari Kementrian Pariwisata. Rombongan itu bagian Visitasi Lapangan dewan juri Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019.
Seperti diketahui Desa Cibuntu masuk nominasi ISTA dan total yang masuk nominasi ada 37 peserta. ISTA merupakan ajang penghargaan kepada masyarakat, sekaligus, mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia.
Adapun hadiah untuk ISTA adalah total Rp 1 miliar. Kunjungan dewan juri itu disambut oleh Kadisporapar Kuningan Jaka Chaerul, Kabid Kelembagaan Disporapar Kuningan H Tono Sumartono SSos, Kabid Pemuda H Uus Hustiadi.
Lalu, Wakil Ketua Kompepar Kuningan H Maryoto, Kepala Seksi Pengembangan SDM Pariwisata dan Kelembagaan Ritto Riswanto MPar, Kades Cibuntu H Awam dan perwakilan dari tiap SKPD. Acara di fokuskan di Kantor Pengelola Desa Wisata Cibuntu,
Dewan juri Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 Dr Mahawan Karuniasa menyebutkan, ISTA digelar sejak tahun 2017 dan untuk tahun ini ada 37 nominasi. Salah satunya ada Desa Cibuntu.
“Peserta boleh siapa saja yang mempunyai destinasi. Desa Cibuntu yang merupakan peserta yang mendaftar ISTA. Dari ratusan yang mendafatra kita rangkum untuk masuk nominasi adalah 37,” jelas pria yang juga Dosen Universita Indonesia.
Desanya yang bersifat destinasi berbasis desa baik kampung atau dukuh hanya 16. Sedangkan yang masuk nominasi 37, dari situ akan diambil Juara ISTA. Selain itu juga ada juara untuk kategori tertentu.
Diterangkan, untuk penilaian ISTA ini ada dua ketegori yang pertama tahap penilaian mandiri, dimana Desa Cibuntu melakukan penilaian terhadap diri sendiri baik kelebihan maupun kekurangan. Lalu, penilaiannya dilakukan empat aspek tata kelola, aspek ekonomi, budaya dan lingkungan.
Dari empat itu lanjut dia, kemudian dirinci menjadi 41 kriteria dan 104 dan indikator. Pihak Desa Cibuntu sudah mengisi dan mengirim akhirnya ketemu nilainya. Nah tim Juri datang kesini untuk memastikan apakah yang mereka nilai itu sama atau terlalu tinggi atau rendah.
“Kita datang untuk memastikan kondisi nyata yang ada di lapangan dari seharusnya nilai yang harus diberikan. Kita kunjungan hanya sehari ini saja dan kita juga kunjungan ke lapangan untuk melihat fisiknya,” tandasnya.
Ditanya mengenai peluang Desa Wisata Cibuntu, pria yang mengaku asli dari Jateng itu menilai peluang juara terbuka lebar karena Cibuntu memiliki kelebihan dari destina lain yang masuk nominasi. (agus)