KUNINGAN (MASS) – Belakangan, hujan terus mengguyur Kuningan. Akhir September ini, menurut kebiasaan memang memasuki musim penghujan.
Kuningan sendiri, merupakan daerah dengan bentuk geografi perbukitan. Hampir setiap tahunnya, ada saja wilayah di Kabupaten Kuningan yang tanahnya geser, longsor. Baik kecil ataupun besar.
Memasuki musim hujan ini, beberapa waktu lalu Kalak BPBD Indra Bayu Permana, menyebut sedang peralihan ke siaga darurat meteorologi.
“Persiapan-persiapan terus kita lakukan, lintas sektor, peralatan-peralatan dab lain-lain. Mungkin nanti akan ada surat edaran dalam bentuk surat edaran bupati,” ujar mantan Camat Subang itu.
Saat ini, selain memepersiapkan peralatan yang mungkin akan dibutuhkan, BPBD juga terus menginventarisir pemetaan. Bahkan mempersiapkan jalur-jalur evakuasi jika dibutuhkan.
“Kuningan, sebenarnya ideks resiko (bencananya) turun, dari resiko tinggi ke resiko sedang,” imbuhnya.
Meski begitu, secara pemetaan yang dilakukan, ada sekitar 13 kecamatan di Kuningan daerah selatan yang rawan longsor.
“Walaupun kadang secara parsial terjadi juga longsor di luar itu. Kalo bencana memang tidak terduga, 2018-2019 kan waktu itu massif terjadi bahkan secara nasional. Mudah-mdahan tidak terjadi lagi. Tapi setahun kebelakang, tidak ada bencana alam yang besar. Meski tetap merugikan secara materi,” ujarnya bersyukur.
Meski begitu, pihaknya tersu bersiap dengan melakukan mitigasi. Lebih jauh ke reboisasi dan pembinaan perilaku masyarakat.
“Semestinya, dalam mitigasi bencana, secara teorinya tidak diperkenankan membangun di kemiringan berapa derajat. Tapi kan gimana, kadang masyarakat tidak punya aset lain lagi, Antisipasinya bangunan tersebut dibuat struktur bangunannya gimana,” ujarnya mencontohkan soal perilaku masyarakat. (Eki)