KUNINGAN (MASS) – Peserta Beasiswa Mahasiswa DT Peduli Kuningan mengikuti kegiatan Mentoring Terpusat yang diadakan oleh Kantor Perwakilan (KP) Jawa Barat pada Minggu (27/9/2025). Kegiatan ini diisi dengan pembelajaran karakter yang dipandu oleh Ustadz Muchamat Zusuf, yang dikenal luas berkat pengabdiannya dalam pendidikan karakter di lingkungan Daarut Tauhiid.
Mentoring ini mengangkat tema “Tata Nilai Budaya Daarut Tauhiid: 6 Karakter BAKU (Baik dan Kuat)”. Budaya BAKU merupakan bagian integral dari pendidikan di Daarut Tauhiid, yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa agar tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan semangat juang yang tangguh.
Dalam sesi mentoring, Ustadz Muchamat Zusuf menjelaskan karakter Baik terdiri dari tiga pilar utama: ikhlas, jujur, dan tawadhu. Ia menambahkan bahwa karakter Kuat ditopang oleh pilar berani, disiplin, dan tangguh, yang merupakan kunci untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
“Ketiga pilar ini adalah fondasi yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk menjadi pribadi yang baik,” ujarnya.
Pesan yang disampaikan juga dapat menginspirasi para peserta untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. “Individu yang baik dan kuat akan memberikan pengaruh positif, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga, masyarakat, bahkan bangsa dan agama,” tegas Ustadz Zusuf.
Program Beasiswa Mahasiswa DT Peduli Kuningan tidak hanya berfokus pada bantuan pendidikan, tetapi juga menyediakan pembinaan rutin melalui mentoring, pelatihan, dan pengembangan kepemimpinan. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkualitas dalam karakter.
Melalui program ini, DT Peduli Kuningan berharap dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berintegritas dan siap berkontribusi di tengah masyarakat. “Kami ingin setiap mahasiswa yang kami bina dapat menjadi teladan dan agen perubahan yang positif,” ungkap Wahyu Perwakilan DT Peduli Kuningan.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk saling berbagi pengalaman dan membangun jaringan. “Kami percaya bahwa kolaborasi dan diskusi antar mahasiswa dapat memperkuat karakter dan kepemimpinan mereka,” pungkas Ustadz Zusuf. (raqib)
