KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki 2 di Desa Kutamandarakan, Maleber, Kuningan, menjadi saksi terlaksananya Masa Kesetiaan Anggota (Makesta). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pendidikan, pelatihan, dan pengkaderan pertama dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Menurut Ketua PK IPNU PP Nurul Falah Assubuki, Raditya Abdillah Farhan, acara itu digelar untuk memberikan legalitas keanggotaan kepada santri dan pelajar yang ingin bergabung dalam IPNU/IPPNU secara sah. Ia menjelaskan, Makesta merupakan langkah strategis dalam mencetak kader berkualitas yang memiliki visi ideologi berbasis Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.
“Kegiatan ini mengusung tema ‘Langkah Transformasi untuk Merealisasikan Ekspektasi’, dengan tujuan membekali peserta agar mampu berkontribusi aktif dalam organisasi,” ujarnya, Jum’at (20/12/2024).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, siapa saja yang berhak bergabung IPNU/IPPNU? Sudah bekerja, apa boleh ikut IPNU/IPPNU? Lalu, bagaimana jika usia sudah 24 tahun?
Menurutnya, pertanyaan tersebut sering muncul dalam forum-forum kaderisasi. Berdasarkan pedoman organisasi, IPNU/IPPPNU dirancang sebagai wadah untuk pelajar, santri, dan mahasiswa dengan batasan usia 12-24 tahun untuk IPNU sedangkan untuk IPPNU dari 12-22 tahun.
“Artinya, selama masih dalam rentang usia tersebut, siapa pun berhak menjadi anggota, terlepas dari status pekerjaan atau pendidikan. Organisasi ini membuka ruang untuk belajar, berjuang, dan bertaqwa tanpa membedakan latar belakang anggotanya,” lanjutnya.
Peran Strategis IPNU/IPPNU dalam Kaderisasi NU Sebagai badan otonom (banom) Nahdlatul Ulama, IPNU/IPPNU memiliki peran sentral dalam membangun generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman. Ia menerangkan, dengan basis kaderisasi yang berorientasi pada pengembangan potensi, organisasi tersebut menjadi garda terdepan dalam penguatan ideologi dan isu kebangsaan.
“Di dalam rumah besar Nahdlatul Ulama, distribusi kader berjalan sistematis. Setelah IPNU, kader akan melanjutkan perannya di GP Ansor, lalu berkontribusi di struktur NU. Begitu pula untuk IPPNU, kader perempuan akan didistribusikan ke Fatayat hingga Muslimat. Ini memastikan regenerasi yang sehat dan berkesinambungan,” terang Raditya.
Trilogi IPNU/IPPNU, Belajar, Berjuang, Bertaqwa Dengan filosofi trilogi tersebut, IPNU/IPPNU terus berupaya merangkul generasi muda untuk berproses. Makesta di Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki adalah salah satu wujud nyata dari misi tersebut.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, para peserta dapat menjadi kader yang siap menghadapi tantangan dan mampu merealisasikan ekspektasi sesuai tema Makesta kali ini,” tutup Raditya. (argi)