KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Husnul Khotimah kembali menyelenggarakan Majelis Taklim bulanan, yang dilaksanakan pada Jumat pagi (11/7/2025) pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, bertempat di Gedung Darul Arqam. Kegiatan ini dihadiri oleh jamaah dari masyarakat, guru, hingga tokoh-tokoh dari Desa Maniskidul yang datang untuk menyegarkan kembali semangat keilmuan dan ketakwaan.
Tampak hadir dalam majelis tersebut H. Asep Saputra, Sekretaris Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, KH. Nono Sudana, Imam besar Masjid Al-Hidayah Ketua DKM, KH. Darkun, S.Pd.
Acara dibuka dengan sambutan oleh KH. Imam Nur Suharno, M.Pd.I, yang menekankan pentingnya memelihara semangat menuntut ilmu sebagai bagian dari upaya membentuk pribadi Muslim yang berakhlak mulia. Dalam penyampaiannya yang khas dan menggugah, ia menyampaikan pesan reflektif tentang pentingnya mengisi usia dengan ibadah dan mencari ilmu.
“Tua-tua keladi, makin tua, makin rajin mengaji, makin dekat Ilahi karena lambat atau cepat akan mati,” ujar Kiai Imam yang disambut tawa ringan sekaligus renungan mendalam dari para jamaah.
Sesi inti diisi oleh Ustadz Iif Muhammad Arif, Lc. yang membawakan tausiyah bertema “Hijrah: Salam dan Kasih Sayang”. Dalam penyampaian yang ringan, hangat, dan diselingi humor segar, ia mengajak jamaah untuk memahami hijrah sebagai proses batiniah yang menyentuh perubahan akhlak dan jiwa, bukan sekadar fisik atau tampilan luar.
“Hijrah itu bukan hanya soal mengganti penampilan atau nulis status di WhatsApp ‘saya sudah hijrah’. Itu baik untuk motivasi, tapi yang lebih penting adalah hijrah dari perilaku buruk menuju akhlak yang lebih baik,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iif mengajak jamaah merenungkan makna hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah, yang sarat dengan nilai cinta dan kasih sayang.
“Baginda Nabi hijrah salah satunya untuk menjaga umatnya dari tekanan. Itu cinta atau tidak, Bapak Ibu? Cinta! Bahkan ketika kembali ke Mekkah, tak ada dendam. Tidak ada pertumpahan darah. Itu bukti cinta sejati dari Rasulullah,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Diantara pesan penting lainnya, ia mengingatkan agar setiap Muslim senantiasa memperbaiki sikap dan hati.
“Yang tadinya suka marah, hijrahnya apa? Jadi lemah lembut. Yang tadinya kasar, hijrahnya jadi santun. Yang tadinya jarang ke masjid, hijrahnya adalah memperbanyak langkah ke rumah Allah,” tuturnya.
Dengan semangat yang terus terjaga, Majelis Taklim Husnul Khotimah diharapkan tetap menjadi bagian dari denyut dakwah di tengah masyarakat, menyinari hati, dan mempererat ikatan keislaman antarwarga. (didin)