Majalengka Kuasai Peternakan Domba Jabar, Garut Ke-2 Sedangkan Kuningan Urutan 14

KUNINGAN (MASS) – Provinsi Jawa Barat kembali menunjukkan kekuatannya sebagai sentra peternakan nasional. Kali ini dari sektor ternak domba, yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024, telah mencapai populasi fantastis sebanyak 6.971.877 ekor. Data ini diperbarui terakhir pada (14/2/2025).

Domba bukan sekadar komoditas peternakan, tapi juga bagian dari budaya dan penggerak ekonomi rakyat. Mulai dari pemenuhan kebutuhan konsumsi, hewan kurban, hingga kegiatan kontes dan seni ketangkasan domba yang masih hidup di tengah masyarakat Sunda.

10 Kabupaten/Kota dengan Populasi Domba Terbanyak di Jawa Barat:

1. Majalengka – 1.397.264 ekor
2. Garut – 1.032.408 ekor
3. Purwakarta – 917.625 ekor
4. Cianjur – 559.518 ekor
5. Tasikmalaya – 396.540 ekor
6. Indramayu – 356.651 ekor
7. Sukabumi – 313.257 ekor
8. Cirebon – 311.538 ekor
9. Subang – 290.700 ekor
10. Bogor – 290.217 ekor

Di tengah dominasi Majalengka, Garut, dan Purwakarta, Kabupaten Kuningan hanya berada di peringkat ke-14, dengan jumlah populasi 137.399 ekor domba. Angka ini menempatkan Kuningan cukup jauh dari 10 besar kabupaten/kota dengan populasi domba terbanyak di provinsi ini.

Padahal secara geografis, Kuningan memiliki kondisi alam yang ideal untuk pengembangan peternakan ruminansia kecil seperti domba. Lahan perbukitan, udara sejuk, dan ketersediaan hijauan pakan alami seharusnya menjadi modal utama untuk memperluas populasi domba di wilayah ini.

Majalengka mencatat rekor sebagai wilayah dengan populasi domba tertinggi di Jawa Barat, yakni hampir 1,4 juta ekor. Dominasi ini didukung oleh pengelolaan peternakan skala rumah tangga yang masif, ditopang akses pasar, serta program pembinaan peternak yang aktif dilakukan pemerintah daerah.

Domba-domba dari Majalengka dan Garut bahkan banyak diserap untuk kebutuhan hewan kurban hingga ke Jabodetabek, serta menjadi pusat kegiatan seni ketangkasan domba yang populer di Jawa Barat.

Melihat perbandingan ini, Kuningan dihadapkan pada tantangan dan peluang. Di satu sisi, rendahnya angka populasi domba mencerminkan keterbatasan pengembangan. Namun di sisi lain, potensi alam dan budaya beternak masyarakat Kuningan masih bisa diberdayakan lebih optimal. (argi)