KUNINGAN (MASS) – Patriot Desa berkolaborasi dengan Penggerak Lokal Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kuningan secara resmi meluncurkan Inisiatif Unggulan Tahun 2025. Kegiatan tersebut menjadi tonggak penting dalam memperkuat kapasitas masyarakat serta peran strategis pemuda dan penggerak lokal dalam pembangunan desa berkelanjutan, sejalan dengan visi “Jabar Istimewa”.
Acara yang berlangsung di Aula DPMD Kuningan pada Senin (5/5/2025) itu, dihadiri oleh para Patriot Desa, perwakilan penggerak lokal, serta kepala desa dari 16 desa lokus penugasan. Suasana penuh semangat mewarnai forum sinergi, yang menjadi ajang refleksi dan komitmen bersama untuk meningkatkan strata desa.
Menurut, Kepala Bidang Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat DPMD Kuningan, H. Emon Rukmana, S.Sos, Patriot Desa merupakan program unggulan Pemprov Jawa Barat yang fokus pada penguatan sumber daya manusia sejak 2019. Dengan menggunakan pendekatan penguatan sumber daya manusia sebagai investasi instan.
“Ada tiga isu prioritas yang diusung yakni pengelolaan sampah, ketahanan pangan, dan pencegahan stunting,” ujarnya.
Koordinator Patriot Desa Kuningan, Kuswan, SP, MPd, mengatakan pada triwulan pertama tahun 2025, Patriot Desa telah melakukan analisa Indeks Desa Membangun dan pemetaan partisipatif bersama warga dalam menggali potensi.
“Dari hasil kajian, sejumlah tantangan seperti ketiadaan pusat keterampilan dan kerentanan terhadap bencana,” ucapnya.
Menurutnya, Patriot Desa bersama penggerak lokal mencetuskan inisiatif mandiri Saung Keterampilan Masyarakat Menuju Desa Istimewa (SKEMA ISTIMEWA). Program tersebut mencakup pendampingan sekolah (pelatihan lapangan), penyusunan media edukasi, serta keterampilan praktis seperti pengelolaan sampah, pemanfaatan pekarangan, serta pengembangan UMKM.
Sementara itu, materi pelatihan akan diarsipkan dalam bentuk video tutorial dan direktori digital melalui platform lynk.id dan dapat diakses secara gratis.
“Salah satu contoh pelatihan yang telah diujicoba yaitu Workshop Pemanfaatan Toples Bekas untuk Produksi Toge Mandiri,” ujarnya .
Selain itu, ia menyebutkan rencana “bersama hadapi tantangan dan resiko bencana” (BAHTERA), dalam mengutamakan edukasi pelatihan, serta penguatan jaringan sosial. Menyiapkan langkah antisipasi dan merespon keadaan darurat dengan cepat dan efektif.
“Inisiatif ini lebih banyak diawali dengan kegiatan aksi bersama penertiban tempat sampah liar pada bibir sungai,” lanjutan.
Ulpa, penggerak lokal dari Desa Buniasih, mengatakan pelatihan tersebut dinilai sederhana dan mudah di masyarakat luas.
“Praktis, murah, dan mampu menumbuhkan kesadaran akan prinsip reuse, kemandirian pangan, serta upaya pencegahan stunting. Bahkan, hasil pelatihan tersebut telah membuka peluang usaha rumahan,” ujarnya.
Kepala Desa Jatisari, Narsim, mengapresiasi peran Patriot Desa yang menurutnya bukan hanya agen pembangunan, namun juga jembatan harapan dan inovasi yang hadir dari dan untuk desa. Ia juga menyoroti pentingnya peran Patriot Desa di tengah anggaran yang lebih banyak terserap pada infrastruktur.
“Patriot desa adalah energi perubahan. Mereka bukan hanya agen pembangunan, tetapi juga jembatan harapan dan inovasi yang lahir dari desa untuk desa,” ujarnya.
Narsim, menyayangkan masa jabatan patriot desa yang direncanakan satu tahun menjadi enam bulan dampak dari efisiensi. Ia berharap program sejenisnya dapat diadakan. (didin)
