KUNINGAN (MASS) – Pimpinan Komisariat (PK) Djarnawi Hadikusuma bersama Pimpinan Komisariat Fakultas Pendidikan Sosial dan Teknologi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Muhammadiyah Kuningan secara resmi mengumumkan pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD) sebagai langkah strategis dalam membentuk kader-kader muda yang unggul, adaptif, serta berkarakter humanis.
Mengusung tajuk “Intelektual Humanitas di Gerbang Society 5.0: Membentuk Kader Unggul yang Adaptif, Kritis, dan Berkemajuan Menuju Masyarakat Cerdas”, Darul Arqam Dasar (DAD) merupakan gerbang awal pengaderan formal di IMM. Kegiatan DAD tahun 2025 akan diselenggarakan dalam dua gelombang, masing-masing berlangsung selama tiga hari pada akhir pekan, dimana gelombang I: 21 – 23 November 2025, dan gelombang II: 28 – 30 November 2025.
Ketua Bidang Organisasi IMM Cabang Kuningan, Firman Febriansah menegaskan Organisasi bukan hanya soal struktur, tapi juga tentang jiwa dan arah gerak. Hal itu disampaikannya sembari menjelaskan konsep Society 5.0 yang merupakan konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (balance between economic development and solving social problems by a system that highly integrates cyberspace and physical space).
Di tengah banjir informasi dan otomatisasi ini, lanjutnya, IMM melihat perlunya penekanan kuat pada Intelektual Humanitas perpaduan antara kecerdasan berpikir (intelektualitas) dan kesadaran nilai-nilai kemanusiaan (humanitas).
“Kader IMM harus mampu menguasai teknologi sekaligus berpegang teguh pada moralitas Islam dan nilai kemanusiaan. Darul Aqram Dasar ini adalah kawah candradimuka untuk memastikan kader kita tidak hanya cerdas digital tetapi juga berhati nurani dan berempati,” terangnya.
Dikatakan, DAD sendiri akan difokuskan mengasah tiga pilar utama karakter kader yakni adaptif, kritis, dan berkemajuan.
Senada, Ketua Bidang Riset dan Keilmuan Roni Ramdani, juga mengutarakan hal serupa. Ia bilang, gerbang Society 5.0 menuntut semua pihak, termasuk kader IMM untuk bisa keluar dari zona nyaman.
“Kurikulum DAD kami rancang tidak hanya berisi materi keislaman dan ke-Muhammadiyahan, tetapi juga menyentuh isu-isu kontemporer seperti kecerdasan buatan, big data, dan literasi digital. Tujuannya agar IMM dapat melahirkan pemuda yang berpikir ilmiah, beraksi humanis, dan pada akhirnya, membentuk masyarakat cerdas yang berkeadilan,” jelasnya.
Melalui pelaksanaan DAD gelombang pertama dan kedua ini, lanjutnya, diharapkan bisa mencetak generasi baru IMM yang mampu menjawab tantangan zaman, meneguhkan nilai kemanusiaan, dan berperan aktif dalam membangun masyarakat berkemajuan.
“Kami percaya, dengan semangat Intelektual Humanitas, kader IMM akan menjadi agen perubahan yang mampu menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal, serta memimpin perubahan menuju Indonesia yang adil, makmur, dan berkeadaban,” ucapnya di akhir. (eki)
