KUNINGAN (MASS) – Keberadaan lampu merah di perempaytan Ciporang masih membuat orang terkejut. Beberapa pengendara masih saja menerobos lalu lintas, terutama arah dari jalan Cut Nyak Dien.
Salah satu pengendara motor, Cucu nurhasanah mengaku masih sering kagok berhenti di lampu lalu lintas Cut Nyak Dien. Dirinya mengaku belum terbiasa berhenti di jalan sebelum tanjakan perempatan tersebut.
“Waktu malem sih, kan emang gak terlalu keliatan dan kemarin itu belum tau juga, saya nyelonong aja ke atas, pas diatas heran yang lain kok berhenti dibawah, ternyata lampunya merah. Dan emang pas Cucu udah tau juga, yang lain masih banyak yang nerobos, mungkin kurang biasa aja” ujarnya Selasa (14/1/2020) malam.
Meski penempatannya masih kurang mencolok, dirinya mengaku bahwa kebijakan tersebut sangat baik karena perempatan Ciporang termasuk jalan utama yang ramai kendaraan.
“Pemasangan sebelum tanjakan walau kurang keliatan sebenarnya udah pas sih, masa iya lampu merah di tanjakan malah bahaya. Terus soal pemasangan lampu lalu lintas di situ sih (Ciporang, red) udah pas lah. Kan emang termasuk Jalan utama yang banyak dilalui oleh kendaraan besar sperti bus, truk, travel dll. Jdi mungkin dapat mengurangi angka kecelakaan.
Kekuranganya mungkin cuman macet, terutama dari arah ancaran, “ paparnya.
Sementara itu Kabid Lalu Lintas Aan Henaro menyebut total pemasangan lampu lalu lintas memang berbeda setiap titiknya. Lampu lalu lintas, atau yang disebut juga aspek disesuaikan dengan kebutuhan.
“Ada yang 14 aspek (9 lampu lalu lintas dan 4 lampu penyebrangan,red) ada juga yang cuman 10 aspek (6 lampu lalu lintas dan 4 lampu penyebrangan, red)” ujarnya saat ditemui hari pertama Uji coba.
Dari pantauan kuninganmass.com sendiri, keberadaan lampu merah jalan Cut Nyak Dien hanya memiliki 10 aspek. Dan aspek tersebut terpasang dalam dua kaki kiri dan kanan tepat sebelum halte (arah ke perempatan Ciporang, red).
Keberadaan lampu merah sendiri memang menuai pro-kontra di masyarakat. Bahkan di laman resmi kuninganmass.com muncul beberapa komentar, baik yang pro maupun kotra. (eki)