KUNINGAN (Mass) – Agenda jalan-jalan para kepala desa dan kelurahan ke Pangandaran memicu reaksi dari berbagai kalangan. Lantaran acara mereka diajak oleh PD BPR Kuningan, justru malah dipertanyakan seberapa besar PAD yang disetorkan BUMD tersebut ke daerah.
Direktur Merah Putih Institut, Boy Sandi Kartanegara mengaku kaget dengan nominal dana yang digunakan untuk Studi Tour ke Pangandaran senilai Rp250 juta. Ini berdasarkan pada pernyataan Ketua Komisi II DPRD, Yudi Moh Rodi yang telah mengundang BPR.
“Membaca pernyataan Kang Yudi Moh Rodi soal dana yang digunakan untuk study tour kuwu-kuwu ke Pangandaran yang katanya bersumber dari BPR membuat kita harus bangga dengan performa salah satu BUMD yang mampu menyediakan dana promosi hingga ratusan juta rupiah,” kata Boy, Minggu (16/4/2017).
Itu karena selama ini masyarakat Kuningan belum tahu performa BPR seperti apa. Kontribusi bagi PAD pun belum diketahui masyarakat luas. Jika sudah tahu maka bisa mengeluarkan penilaian kesesuaiannya.
“Selama ini kita belum tahu performa BPR bagaimana? Kontribusi bagi PAD berapa? Penyertaan modal pemerintah berapa? Sesuai gak? Itu yang harus dijelaskan kepada masyarakat,” kata Boy bernada tanya.
Kalau sudah berani menggerojogkan dana promosi hingga ratusan juta seperti itu, maka bayangannya BPR sudah mampu memberikan kontribusi yang jumlahnya berlipat dari yang dialokasikan untuk biaya ke pangandaran. (deden)