KUNINGAN (MASS) – BEM Unisa Kuningan, melalui presmanya Dika Pubaya mengaku geram atas kericuhan yang terjadi dalam paripurna DPRD Rabu (6/4/2022) kemarin. Pihak BEM menyayangkan, karena DPRD, ricuhnya dalam pembagian AKD.
“Kejadian seperti ini, ibarat lelucon politisi tengik seusai kontestasi politik tak ada makan siang yang gratis,” sebutnya.
Tingkah laku DPRD ini, lanjut Dika, seperti anak kecil. Mengutip ucapan presiden RI ke-4, Gus Dur ”DPR ini mirip Taman kanak-kanak”. Dan ini, menurut Dika, relevan ketika dihadapkan dengan sebuah kasuistik yang terjadi di Kabupaten Kuningan.
DPRD Kuningan, lanjutnya, seharusnya bisa jauh melangkah lebih maju dalam pemikiranya dan berani keluar dari zona pemikiran ortodoks. Padahal yang hadir ketika paripurna hampir 100%. Dika mempertanyakan, apakah sikap penggulingan meja dan membantingkan mik ini menjadi lebih baik dalam menyikapi permasalahan? Seharusnya DPRD ini bisa mengendalikan emosionalnya apalagi mengingat sekarang sedang menjalankan ibadah puasa. Apakah pantas?.
“Jika ini benar adanya ada persekongkolan maka sangat disayangkan. Jangan-jangan setiap ada program pemerintahan ini sudah ada persekongkolan juga,” ucapnya curiga.
Masyarakat Kabupaten Kuningan, kata Dika, tidak tahu menahu mengenai AKD. Yang paling jelas adalah, permasalahan yang krusial saat ini tentang Kuningan miskin ekstrim. Dirinya kembali mempertanyakan, apakah semua aspirasi tersampaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan ? Jangan sampai, membuat kegaduhan.
“Bahkan memperebutkan masalah AKD ini, seharusnya diputuskan lebih bijak lagi, sebagaimana wakil rakyat menyampaikan pidatonya di depan masyarakat saat pencalonan. Memang tidak bisa dipungkiri hal tersebut berkenaan dengan isi perut dan kebutuhan-kebutuhan primer maupun sekunder,” ujarnya.
Dika menganalogikan, jika membahas AKD bisa menggulingkan meja dan mik, apakah nanti di lain hari memperjuangkan, membicarakan maslah rakyat akan melakukan hal yang sama pula ? Menurutnya, kejadian seperti ini akan lebih menarik ketika DPRD membicarakan permaslahan-permaslahan saat ini.
“Kami harap apa yang beredar di media ini tidak terjadi, seperti persekongkolan dibalik layar hanya dugaan belaka. kalaupun itu terjadi maka ini sudah mencemari nilai-nilai demokrasi,” imbuhnya. (eki)