KUNINGAN (MASS) – Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kuningan (IPPMK) Jadetabek baru-baru ini menggelar kegiatan Jelajah Budaya. Kegiatan ini menjadi ruang belajar sekaligus sarana memperkuat kecintaan pengurus IPPMK terhadap kekayaan sejarah dan tradisi di Kabupaten Kuningan, Sabtu (9/8/2025).
Dalam kegiatan itu, ada tiga destinasi yang dikunjungi mulai dari Vihara Satya Dharma di Purwawinangun Kecamatan Kuningan, Museum Situs Taman Purbakala Cipari di Kecamatan Cigugur, dan Goa Maria di Cisantana Kecamatan Cigugur.
Kunjungan pertama dilakukan di Vihara Satya Dharma, merupakan salah satu pusat ibadah umat Buddha dan masyarakat Tionghoa di Kuningan. IPPMK diajak memahami tradisi Sembahyang Hantu (Kopengan) yang digelar setiap 8-9 September, sebagai bentuk doa bersama bagi arwah yang tidak memiliki keluarga.
Vihara ini juga menjadi pusat perayaan Imlek dan Kopengan yang selalu ramai setiap tahunnya. Di dalamnya terdapat tradisi gotong tompekong, mengusung patung arca seberat 150 kilogram yang membutuhkan delapan orang untuk memikulnya. Filosofi warna budaya Tionghoa juga dijelaskan bahwa merah melambangkan kebahagiaan, hitam dan kuning sebagai simbol keseimbangan, serta lampion sebagai lambang rezeki.
Setelah mengunjungi Vihara, destinasi kedua yang IPPMK kunjungi adalah Museum Situs Taman Purbakala Cipari yang menyimpan bukti keberadaan peradaban manusia prasejarah di Kuningan sekitar 3000 tahun lalu. Situs ini pertama kali ditemukan pada 1972 oleh seorang petani bernama Pak Wijaya, lalu diteliti lebih lanjut dengan dukungan mahasiswa UGM pada 1976.
Di lahan seluas 7000 meter persegi, terlihat artefak bersejarah seperti kapak batu yang memiliki tiga fungsi yaitu bercocok tanam, gelang batu sebagai perhiasan, serta batu temu gelang yang diyakini sebagai tempat musyawarah masyarakat dengan kepercayaan animisme. Situs ini juga mencatat peralihan budaya dari masa batu ke masa perunggu, sekaligus menegaskan keberadaan manusia Homo sapiens di wilayah Kuningan.
Perjalanan terakhir dilaksanakan di Goa Maria Cisantana, salah satu tempat ziarah umat Katolik yang sangat dikenal di Kuningan. Goa ini lahir dari inisiatif masyarakat Katolik Cigugur dan diresmikan pada tahun 1988, lalu diberkati secara resmi pada 1990 oleh seorang kardinal dari Italia. Goa Maria menjadi pusat ibadah terutama pada Bulan Maria (Mei) dan Bulan Rosario (Oktober), serta perayaan khusus Jumat Agung dan Jumat Kliwon. Tradisi peletakan batu pertama juga dilakukan di hari Jumat Kliwon menjadi dasar dari ritual yang masih dilaksanakan hingga kini.
Ketua IPPMK, Imam Bahauddin mengatakan bahwa melalui kegiatan Jelajah Budaya, pihaknya berupaya menumbuhkan rasa bangga sekaligus kesadaran generasi muda terhadap kekayaan sejarah, tradisi, dan spiritualitas yang dimiliki Kabupaten Kuningan. Tiga lokasi yang dikunjungi bukan hanya destinasi wisata, melainkan ruang pembelajaran yang memperlihatkan harmoni dalam keberagaman.
“Kami ingin pemuda Kuningan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku dalam melestarikan budaya leluhur. Jelajah Budaya ini adalah langkah kecil untuk menjaga warisan besar yang kita miliki,” ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan, lanjut Imam, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat identitas budaya masyarakat Kuningan sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus merawat nilai-nilai luhur bangsa. (eki)
