KUNINGAN (MASS) – Perpolitikan Kuningan terus memanas, terutama pasca munculnya perdebatan analogi sapu bersih dan sapu kotor.
Perang narasi itu, dimulai dari statement bakal calon Bupati Yanuar Prihatin. Ia menggambarkan kondisi Kuningan saat ini yang perlu perbaikan.
Namun, narasi tersebut dicounter berbagai pihak yang narasinya menuding balik, terutama dari kompetitor Yanuar, yang notabene incumbent di Kuningan.
Baik Ridho ataupun Dian Rahmat, keduanya memang pernah sama-sama menjabat di posisi hampir tertinggi di Kabupaten Kuningan.
Perang narasi baik di media maupun di media sosial soal sapu bersih atau sapu kotor ini, dipandang berbeda oleh pemerhati politik Kuningan Ali FR.
Ia mengatakan, Kuningan saat ini sudah tidak butuh sapu. Lebih dari itu, Kuningan dengan kondisi problem saat ini, sudah butuh water canon, pembersih dengan kekuatan besar dan luas.
Ali merinci berbagai persoalan yang ada di Kabupaten Kuningan saat ini. Sebutlah kemiskinan ekstrim, tingginya stunting, pengangguran tinggi, sampai gagal bayar. Belum lagi yang menyentuh petani, kesehatan, pendidikan dan banyak lagi.
Dimana, kata Ali, persoalan-persoalan itu belum terjawab tuntas sampai saat ini. Belum ada gagasan konkrit dari semua calon. Masih sebatas gimmick belaka.
“Sudah tidak butuh sapu, tapi butuh water canon. Dan setahu saya, di Kuningan yang punya water canon itu ya Damkar. Mau di pabrik bawang, di kantor notaris atau di kantor PO transportasi kayaknya gak ada, paling cuman APAR,” kata Ali.
“Apalagi sekarang kan suasana memanas. Kebakaran juga lagi sering terjadi. Kuningan butuh water canon. Ini kontak Damkarnya, telpon (0232)871113 atau WA : 081322698881. Silahkan hubungi,” tutup Ali. (eki)