KUNINGAN (MASS) – Pengelolaan sampah di Kabupaten Kuningan masih menghadapi tantangan besar. Hal itu juga yang diakui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan Ir. Usep Sumirat, yang menyebut kondisi pengolahan sampah saat ini belum maksimal. Kala diwawancara Kuninganmass.com baru-baru ini, Kadis Usep menjelaskan banyak aspek yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan sampah di Kuningan.
Dalam wawancara tersebut, Usep mencontohkan Kabupaten Banyumas sebagai model yang patut ditiru. Banyumas dianggap berhasil mengelola sampah secara terpadu dari hulu ke hilir, yang mengubah sampah menjadi produk bernilai ekonomi. “Kami perlu waktu sekitar lima tahun untuk mencapai tingkat pengelolaan seperti di Banyumas,” ungkapnya.
Salah satu kunci keberhasilan Banyumas terletak pada penerapan sistem zero waste to landfill. Inovasi yang diterapkan di sana mencakup aplikasi “Salinmas” dan “Jeknyong” untuk membantu masyarakat memilah sampah, serta pengolahan sampah organik menjadi pupuk dan pakan maggot. Selain itu, sampah anorganik diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau produk lain seperti paving block.
Kadis Usep menjelaskan, keberhasilan Banyumas juga didukung oleh Tempat Pemrosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) yang canggih. TPA ini mampu mengolah residu sampah dengan efektif dan berkelanjutan, serta menjadi model edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Ia juga menambahkan dirinya pernah melakukan kunjungan langsung ke TPA BLE di Kabupaten Banyumas. “Saya melihat sendiri ya ada sekitar 70 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) berperan aktif dalam pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan akhir sampah,” tuturnya.
Kadis Usep menekankan untuk mencapai kondisi ideal seperti Banyumas, diperlukan komitmen dan keseriusan dari semua pihak, termasuk pemimpin daerah. “Kami butuh dukungan penuh dari semua pihak dan jajaran pemerintahan untuk menjalankan program-program ini secara efektif,” tuturnya.
Beliau juga mengakui bahwa edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah. “Jika masyarakat tidak sadar akan pentingnya memilah sampah, maka semua upaya yang dilakukan akan sia-sia,” pungkasnya. (raqib)





