KUNINGAN (MASS)- Banyak pihak yang mengkritisi jumlah golput pada pilbup tahun ini akan tinggi. Hal ini karena banyak pertantauan yang tidak menyalurkan hak pilihnya.
Namun pihak KPU Kuningan mengklaim jumlah pertispasi pemilih tahun ini meningkat dibanding pilbup tahun 2013. Dari yang diinput sebanyak 97 persen partisipasi pemilih sebayak 71,70 persen lebih.
“Jumlah ini tentu naik dibanding tahun 2013 yang hanya 64 persen. Sehingga ada kenaikan 7-8 persen dibanding dulu,” ujar Anggota KPU Kuningan Divisi SDM dan Parmas Asep Fauzi kepada wartawan, Minggu (1/7/2018).
Ia menerangkan, pertisipasi yang tinggi ini berdasarkan proses panjang dan juga kerja keras. Strategi yang digunakan pun dengan melakukan berbagai pola dan itu hanya untuk memenuhi hak politik warga Kuningan.
Pihaknya meniali fase kecerdasaran warga Kuningan terus meningkat sehingga mereka menilai pilkada merupakan satu hal yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Mengenai kekhawatiran perantau, Asep menjelaskan bahwa perantau itu terbagi dua yang pertama perantau berKTP Kuningan dan berKTP luar. Sehingga yang kembali itu mereka warga Kuningan yang sudah pindah lokasi.
“Sekarang kan diwajibkan warga Kuningan yang bekerja di Jakarta atau di luar ibu kota harus memiliki KTP, jadi ketika mereka pulang sebenarnya hanya raganya saja, karena secara administrasi bukan warga Kuningan lagi,” jelas Asep yang diamani Dadan Hamdani.
Modal besar ini diharapkan membuat pelaksanaan Pile dan Pilpres lebiih tinggi lagi, pihak akan terus berjuang agar partisipasi terus naik.
Pada kesempatan itu, Komisioner KPU Kuningan Divisi Teknis,Perencanaan dan Data Dadan Hamdani menambahkan, berdasarkan data yang sudah diinput sebanyak 97 persen, maka paslon nomor 1 meraih suara Rp32,08 persen, paslon nomor 2 27,03 dan Paslon nomor 3 40, 88 persen.
“Jumlah data nanti pas pleno bisa berubah. Hal itu karena ada kesalahan data,” jelasnya. (agus)