KUNINGAN (MASS) – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI PMII) Universitas Islam Al-ihya (Unisa) Kuningan terus berupaya memperkuat kesadaran kritis dan daya juang kader. Nahdlatunnisa menjadi salah satu arah gerakan baru dalam perjuangan perempuan Nahdliyin.
Zaki Nurrizal, salah satu anggota PMII Unisa, memandang bahwa konsep Nahdlatunnisa bukan hanya sekedar istilah, namun menjadi ruh perjuangan yang bersumber pada nilai-nilai ahlussunah wal jamaah an-nahdliyah.
“Kami tidak menyalin konsep feminisme Barat mentah-mentah, tetapi merumuskan perjuangan perempuan dari akar nilai dan realitas sosial yang kami alami. Inilah makna Nahdlatunnisa,” ujar Zaki, Minggu (27/7/2025).
Ia mengungkapkan melalui program-program seperti sekolah islam dan gender, diskusi rutin, hingga advokasi sosial, KOPRI PMII berkomitmen untuk menempatkan perempuan sebagai subjek perubahan, bukan sekedar objek.
“Perjuangan ini bukan semata kesetaraan formal, tetapi untuk membangun kesadaran kritis, memperkuat identitas keperempuanan, dan menyuarakan keadilan berbasis nilai aswaja,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa nahdlatunnisa adalah bagian integral dalam strategi kaderisasi PMII, agar kader perempuan tidak hanya hadir dalam struktur organisasi, namun juga aktif dalam wacana, produksi gagasan, dan pengambilan keputusan.
Dengan semangat Nahdlatunnisa, KOPRI PMII berharap mampu menjadikan kader perempuan yang tangguh, progresif, serta tetap berakar pada Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Kader-kader perempuan ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan perubahan sosial yang inklusif, adil, dan bermartabat,” tutupnya. (didin)