KUNINGAN (MASS) – Wakil Bupati Kabupaten Kuningan, Hj. Tuti Andriani S.H., M.Kn, mengaku bersyukur Koperasi Merah putih sudah terbentuk di setiap desa/kelurahan. Namun, ia juga menyoroti kendala utama yang dihadapi, yaitu masalah permodalan. Hal itulah yang disampaikan Tuti kala diwawancara kuninganmass.com pasca menghadiri Rakor bersama Diskopdagperin pada Kamis (4/9/2025) kemarin.
Ia menekankan pentingnya mencari terobosan untuk mengatasi masalah ini agar koperasi dapat beroperasi dengan baik. “Rata-rata yang disampaikan adalah mengenai permodalan. Tadi sudah saya sampaikan bahwa belum adanya permodalan untuk masing-masing koperasi menjadi kendala,” ujar Wabup Tuti.
Dalam upaya mencari solusi, Hj. Tuti mengusulkan agar pihak-pihak terkait “membuka terowongan” dan masuk ke “dapur-dapur” yang ada di program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia berharap kolaborasi ini dapat membantu dalam mengembangkan koperasi di masing-masing desa.
“Koperasi ini ada di setiap desa dan masing-masing dapur-dapur MBG ini untuk bekerjasama karena emang itu yang diharapkan oleh pak presiden kita,” ungkapnya.
Dalam pembahasan lebih lanjut, Wabup Tuti mengungkapkan masyarakat sering kali menganggap Koperasi Merah Putih sebagai koperasi simpan pinjam. “Sebenarnya untuk koperasi ini bentuknya mungkin peminjaman ke perbankan tanpa adanya jaminan, tinggal bagaimana kepengurusan dari merah putih ini untuk menekan sebanyak mungkin peminjaman karena biasanya banyak yang meminjam tapi sedikit yang menyimpan,” tegasnya.
Dalam hal bunga pinjaman, Wabup Tuti menyebutkan bahwa saat ini suku bunga yang berlaku adalah 6% per tahun, yang dibagi 12 menjadi sekitar 0,5% per bulan. Namun, ia mengusulkan agar koperasi dapat mencoba menurunkan suku bunga tersebut. “Kita mau mencoba untuk di bawah KUR 0,5%,” pungkasnya. (raqib)
