KUNINGAN (MASS) – Mundurnya SMK se-Kabupaten Kuningan saat ajang futsal Gempita Super Cup 2024 masih berlangsung, menyisakan berbagai hal kontroversial.
Pasalnya, setelah peserta SMK menarik keikut sertaan, Gempita angkat bicara soal adanya angka-angka yang sudah disetor ke AFKab (Asosiasi Futsal Kabupaten) Kuningan, dan cukup mengagetkan banyak pihak.
Setelah kontroversi terjadi dan isunya terus menggelinding, KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) sebagai induk asosiasi olahraga, mengambil sikap dan memediasi para pihak. Mediasi dilakukan di auka KONI Kuningan, Senin (12/8/2024) kemarin.
Wakil Ketua 1 KONI Kuningan Drs Jaka Chaerul, yang juga Ketua AFKab terdahulu, mulanya menjelaskan aturan tentang penyelenggaran turnamen resmi yang berdasar pada Statuta hasil Kongres Biasa tahun 2022.
Untuk turnamen resmi, memang harus mendapat perizinan/rekomendasi dari berbagai pihak, termasuk KONI, Pengcab, Disporapar, Dinas Kesehatan, Kelurahan sampai Kepolisian.
“Saya kaget membaca berita tentang rekomendasi penyelenggaraan turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 sampai harus bayar Rp 50juta,” ujarnya.
Jaka mengajak, melalui duduk bersama ini bisa mencari titik temu dan solusi terbaik untuk para pihak.
Dalam kesempatan itu, Ketua AFKab Kuningan H M Rangga Gumilar ST MM, apresiasi langkah KONI untuk melakukan mediasi para pihak, meskipun nyatanya ada yang tidak hadir.
Dalam mediasi itu, yang hadir hanya perwakilan dari AFKab, serta panitia penyelenggara Gempita Kemerdekaan Super Cup 2024. ketua Forum Kesiswaan SMK yang menarik kepesertaan, tidak hadir karena tengah menghadiri acara lain.
Soal angka Rp 50 juta untuk penyelenggaraan turnamen, Ketua AFKab
Kuningan menjelaskan bahwa itu adalah pembelian hak menyelenggarakan event resmi AFKab.
AFKab, punya dua agenda resmi yakni IFL dan Super Cup. Gempita, membeli hak penyelenggaraan event Super Cup 2024 yang seharusnya digelar langsung oleh AFKab.
“Jadi tidak ada jual beli rekomendasi atau lisensi yang ramai menjadi isu hari ini. Yang sebenarnya, bussines to bussines (B to B) untuk pembelian event yang dimiliki asosiasi. Dan itu pun tidak Rp 50 juta, karena pihak Gempita menawar jadi Rp 42.500.000,-” ujarnya.
Kenapa pada akhirnya Gempita membeli event AFKab Kuningan, diceritakan mulanya Gempita meminta rekomendasi AFKab untuk menyelenggarakan turnamen.
Saat itu, meski belum ada rekomendasi penyelenggaraan turnamen, kata Rangga, publikasinya sudah massif. Sempat terungkap juga mulanya tidak akan diberi ijin menyelenggarakan turnamen, karena beberapa aturan seperti kouta turnamen pertahun, dan penyelenggaraanya maksimal 2 bulan sekali.
Namun kemudian, diberikan tawaran untuk bisa menyelenggarakan turnamen, dengan cara membeli hak event resmi AFKab Kuningan, Super Cup, yang kebetulan belum digelar. Super Cup ini, dianggap “kouta” sisa yang masih bisa digelar.
“Gempita sewaktu izin ke Polsek Kuningan diisyaratkan diundur waktu pelaksanaanya. Akan tetapi pihak Gempita tetap ingin menyelenggarakannya sekarang juga. Maka hal ini hanya bisa ditempuh dengan membeli hak event yang dimiliki kami, Super Cup 2024,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, meski tidak dirincikan kenapa membeli hak event itu sampai angka tersebut, Ketua AFKab bahkan menjamin bahwa dana itu sampai sekarang masih diendapkan dan tidak dipakai.
Sejak awal, pihaknya mengaku berhati-hati soal pembelian hak even ini. Ia juga memastikan, jual beli hak even ini tidak ada paksaan sama sekali.
Adapun soal kenapa SMK menarik diri dari keikutsertaan, tidak dijelaskan dengan rinci karena pihak terkait, Forum Kesiswaan, tidak hadir.
Namun, sesuai dengan surat resmi yang dikeluarkan Forum Kesiswaan SMK terkait keamanan. Dugaanya, hal itu berkaitan dengan jadwal yang dianggap berubah dari rekomendasi awal.
Sementara, Ketua penyelenggara turnamen Futsal Gempita Super Cup 2024, Rendy Septian Pratama, mengaku pihaknya sudah mengajukan rekomendasi jauh-jauh hari. Pihaknya sudah mengajukan izin sejak tanggal 2 Juli 2024 lalu, namun birokrasinya dianggap lamban, dan tidak segera memberi kepastian, diijinkan atau ditolak. Kepastian perijinan, baru muncul hampir sebulan.
“Semoat ketemu dengan Pak Teddy dari AFKab untuk membicarakan hal ini di tanggal 26 Juli 2024, dan awalnya menyenangkan kita mendengar sesuatu yang memberikan jalan untuk kami bisa menggelar turnamen. Lalu tanggal 29 Juli 2024, terbitlah rekomendasi,” kata Rendy.
Namun, ia mengaku kaget saat kemudian mendapat surat teguran. Ia menyayangkan, jika saja sebelumnya jelas tidak ada izin atau rekomendasi penyelenggaraan, Gempita tak jadi menggelar even.
“Kami Gempira sebenarnya bertujuan pembinaan. Karena Yayasan Lengkang Wijaya tang mensupport anggaran bagi kami, ingin membuat akademi futsal. Sekarang juga untuk turnamen sudah keluar budget banyak, gak ada keuntungan tang didapat. Bisa dihitunglah,” sebut Rendy.
Soal angka Rp 50 juta untuk membeli gak event, Rendy mengiyakan. Meski ditawar Rp 42,5 juta, ada administrasi senilai Rp 7,5 juta yang juga disetorkan.
Yang membuat Rendy nampak kecewa, adalah kenapa AFKab yang menjual hak event, memberi surat teguran turnamen Gempita Super Cup 2024. Hal itu dianggap menghambat jalannya turnamen.
Rendy juga sama kecewanya, apalagi saat menerima video call dari pelatih sekolah, yang memperlihatkan para pemain menangis karena tak jadi bertanding.
Mereka sudah berlatih, supporter banyak yang sudah siap, bahkan mereka sudah dalam perjalanan menuju GOR Ewangga untuk bertanding, malah ditelpon pihak sekolah untuk balik lagi.
Mediasi sendiri sebenarnya dianggap belum tuntas. Namun karena ruangan KONI akan dipakai Pramuka, Wakil Ketua KONI Drs Jaka Chaerul harus mengakhiri mediasi.
Ia menyimpulkan, permasalahan penyelenggaraan futsal ini bukan antara Gempita vs AFKab, karena soal angka membeli event itu, sudah ada kesepakatan awal.
“Hanya karena ada seruan dari Forum Kesiswaan SMK, AFKab pun disini ganya mengakomodir apa yang menjadi aspirasi mereka,” kata Jaka.
“Oke nanti kita agendakan duduk bersama lagi dengan menghadirkan Forum Kesiswaan SMK. Alangkah baik kedepan semua insan futsal bersinergi, karena tujuan kita sama, memajukan olahraga ini di Kuningan. Sudah jangan ada ekses apapun,” tutup Jaka.
Sebelumnya, penyelenggaraan Gempita Super Cup 2024 jadi kontroversial. Acara yang dimulai pada 4 Agustus 2024 lalu itu, mukanya diikuti 59 tim dari setiap jenjang sekolah, dan 27 tim kategori umum.
Namun, baru berjalan 2 hari, panitia penyelenggara dikirimi 2 surat yang cukup mengejutkan. Pertama teguran dari AFKab Kuningan, kedua surat pengunduran diri keikutsertaan dari Forum Kesiswaan SMK.
Surat teguran dari AFKab Kuningan, juga berisi rekomendasi untuk merevisi penyesuaian jadwal pertandingan sesuai permintaan para pihak sekolah.
Saat ini, Gempita Super Cup 2024 masih berlangsung. Gempita, dijadwalkan melakukan pertandingan mulai tanggal 5-8 Agustus dan dilanjutkan nanti 25-30 Agustus 2024 nanti. (eki)