KUNINGAN (MASS) – Bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Namun, nilai-nilai yang diajarkan Ramadhan mesti terpatri dan komitmen untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab tanda keberhasilan ibadah Ramadhan ketika kebiasaan baik yang diajarkan olehnya tetap terlaksana di bulan-bulan berikutnya.
Pertama, pendidikan ketaatan. Ramadhan telah mendidik kaum Muslimin untuk mentaati semua perintah Allah secara totalitas. Setelah selesai Ramadhan ketaatan itu mesti tetap terjaga hingga akhir hayat kita. Setiap ada perintah untuk dilaksanakan dan larangan untuk ditinggalkan kita mesti komitmen menjawab sami’na wa atho’na.
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka adalah ucapan. “Kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS An-Nur [24]: 51).
Kedua, pendidikan pengendalian hawa nafsu. Selesai Ramadhan kita mesti komitmen untuk menahan diri dari memperturuti hawa nafsu. Dan, harus mampu menundukkan hawa nafsu agar kita tetap dalam ketaatan kepada-Nya.
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan shahih, dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).
Ketiga, pendidikan pengendalian dari sifat amarah. Selesai Ramadhan kita mesti lebih komitmen untuk menahan diri dari amarah. Karena orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergelut, tetapi yang kuat menahan amarahnya.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Yang namanya kuat bukanlah dengan pandai bergelut. Yang disebut kuat adalah yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keempat, pendidikan untuk gemar berinfak. Selesai Ramadhan kita harus lebih komitmen peduli terhadap orang yang membutuhkan. Orang yang gemar berbagi layak untuk didoakan oleh Malaikat yang doanya mustajab.
Nabi SAW bersabda, “Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua Malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR Bukhari dan Muslim).
Kelima, pendidik persatuan dan persaudaraan. Selesai Ramadhan kita harus berkomitmen menjaga persatuan dan persudaraan. Hal ditegaskan dalam Alquran, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS Al-Hujurat [49]: 10).
Keenam, pendidikan berempati. Selesai Ramadhan kita mesti komitmen untuk memiliki rasa empati dengan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Rasa lapar dan haus memberikan pengalaman kepada kita. Pengalaman ini segera berakhir dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah sampai kapan.
Ketujuh, pendidikan ketakwaan. Selesai Ramadhan kita mesti berkomitmen ketakwaan. Orang bertakwa lebih peka dalam membangun hablum minallah dan hablum minannas secara seimbang. Karena takwa merupakan sebaik-baiknya bekal kehidupan.
Semoga Allah membimbing kita agar mampu menjaga komitmen Ramadhan hingga akhir hayat dan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.***
Penulis : Imam Nur Suharno
(Penceramah)