KUNINGAN (Mass) – Sebagai salah satu mitra kerja komisi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan diundang langsung Komisi IV DPRD Kuningan untuk mengadakan rapat dengar pendapat di ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD setempat, Rabu (1/3). Rapat itu digelar, untuk membedah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kuningan khususnya anggaran yang dialokasikan di bidang pendidikan.
“Agenda besarnya adalah, bahasa kita itu Bedah APBD, intinya kita ingin mendengarkan secara langsung dari seluruh pejabat di dinas terkait, bagaimana konstruksi APBD 2017 dihubungkan dengan harapan dari dinas itu sendiri. Sekarang kita undang Dinas Pendidikan, dan langkah ini bukan saja ditujukan pada Dinas Pendidikan saja, melainkan ke seluruh SKPD mitra kerja komisi,” ucap Ketua Komisi IV DPRD Kuningan H Ujang Kosasih MSi kepada kuninganmass.com usai rapat.
Baginya, langkah ini diperlukan agar untuk melihat apakah anggaran di dinas pendidikan sudah dianggap sesuai, atau masih kurang bahkan mungkin sangat kurang. Lalu, ada beberapa poin-poin khusus terkait dengan dinas-dinas tersebut.
“Misalnya dinas pendidikan, ada poin misalnya soal kabupaten pendidikan. Nah, kita ingin mendapat penjelasan soal pencanangan kabupaten pendidikan, serius kah itu atau hanya main-main saja,” ujarnya.
Lalu, Komisi IV juga mempertanyakan soal bagaimana penggabungan kebudayaan di dinas pendidikan, apakah itu menjadi kendala dalam proses pelaksanaan tugas di dinas pendidikan, atau bahkan menjadi penguat,” ungkapnya.
Sementara Kepala Disdikbud Kuningan Dr Dian Rahmat Yanuar MSi mengatakan, pertemuan itu dilakukan karena pihak legislatif khususnya Komisi IV DPRD ingin mengetahui sejauh mana program-program yang ada di dinas pendidikan.
“Kita sampaikan beberapa persoalan yang ada di Kuningan khususnya bidang pendidikan, terkait dengan ruang kelas yang kondisinya masih harus diperbaiki, lalu delapan standar pendidikan, kualitas-kualitas guru yang perlu mendapat perhatian lebih, dari sisi anggaran pula dan lainnya. Kita coba, untuk kerusakan sekolah-sekolah misalnya agar segera bisa diantisipasi, sebab ketika rusak berat tapi tidak segera diperbaiki malah bisa bertambah besar biaya perbaikannya,” pungkasnya. (andri)