KUNINGAN (MASS) – Keluarga besar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kuningan secara tegas menolak dan mengecam keras penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) yang diinisiasi oleh kelompok yang mengatasnamakan Gerakan Presidium Muktamar Luar Biasa NU di Kabupaten Cirebon.
Hal tersebut disampaikan langsung Ketua PCNU Kabupaten Kuningan, Dr KH Aminuddin, SHI, MA atau yang akrab disapa Abah Aam. Ia menyatakan bahwa langkah tersebut adalah bentuk pelanggaran yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan warga Nahdliyin.
Abah Aam menegaskan bahwa MLB ini tidak sah, baik dari segi struktural maupun kultural. Lebih parah lagi, penyelenggaraan tersebut diduga melibatkan pihak-pihak eksternal yang tidak memiliki kewenangan dalam urusan internal NU. Menurutnya, usaha untuk menyelenggarakan MLB ini justru memperkeruh suasana dan melemahkan organisasi.
“Ini seperti mengibaratkan Nahdlatul Ulama sebagai sebuah kapal besar. Ketika ada kebocoran di kapal, alih-alih memperbaikinya bersama, sebagian orang memilih untuk membuat perahu kecil sendiri dan berlayar terpisah. Padahal, solusi yang benar adalah memperbaiki kapal yang bocor itu, bukan meninggalkannya atau malah membuat perahu baru yang lebih rentan diterpa ombak,” tegas Dr KH Aminuddin.
Menurutnya, gerakan seperti ini hanya akan menambah masalah baru. Ia mengibaratkannya gambaran jembatan.
“Anda tidak bisa memperbaiki jembatan yang retak dengan memutuskan jalannya dan membangun jembatan baru di tempat yang lain. Ini hanya akan membuat aliran lalu lintas menjadi kacau. Sama halnya dengan NU, setiap masalah harus diselesaikan secara kolektif dan melalui jalur yang sah,” lanjutnya.
Gerakan MLB ini, kata Dr Aminuddin, juga membuka pintu bagi campur tangan pihak-pihak eksternal yang tidak memiliki kapasitas dan kepentingan dalam menjaga keutuhan NU. Campur tangan ini dinilai berbahaya karena bisa merusak struktur organisasi dan mengganggu stabilitas NU.
“Mengundang pihak luar ke dalam urusan internal NU sama saja seperti mengundang tukang kayu yang tidak tahu cara memperbaiki mesin kapal untuk memperbaiki kapal yang sedang rusak. Bukannya membantu, malah bisa memperparah kerusakan. NU adalah organisasi besar dengan struktur dan mekanisme yang sudah mapan. Tidak ada ruang bagi campur tangan dari pihak yang tidak memahami bagaimana organisasi ini bekerja,” imbuhnya.
Lebih jauh lagi, ia menyoroti adanya dugaan bahwa MLB ini diinisiasi oleh sekelompok kecil orang yang memiliki kepentingan pribadi dan berusaha menarik dukungan dari wilayah lain. Tindakan ini, kata Abah Aam, akan menggerogoti kesatuan organisasi NU, yang selama ini telah menjadi benteng kuat dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.
“NU ibarat rumah besar dengan pondasi kuat. Jika ada keretakan di satu sisi, kita tidak bisa begitu saja menyerahkan renovasinya kepada orang yang tidak memahami nilai dan sejarah dari rumah itu. Renovasi harus dilakukan dari dalam, oleh mereka yang memang mengerti bagaimana rumah ini dibangun dan dijaga oleh para pendiri kita,” tambahnya.
PCNU Kabupaten Kuningan menyerukan kepada seluruh warga Nahdliyin, khususnya di wilayah Jawa Barat, untuk tetap solid dan waspada terhadap segala bentuk upaya yang ingin memecah belah organisasi. Dr KH Aminuddin juga mengingatkan agar warga Nahdliyin tidak terjebak dalam isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya.
“Kami melihat adanya usaha-usaha dari pihak tertentu untuk mempengaruhi dan memecah belah pengurus NU di berbagai daerah. Hal ini sangat berbahaya, karena sekali kita terpecah, maka kekuatan kita sebagai organisasi akan melemah. Sebagai warga Nahdliyin, mari kita terus menjaga kebersamaan dan tetap berjalan di jalur yang sah,” tegasnya.
Sebagai penutup, Dr. KH Aminuddin menegaskan bahwa NU bukanlah organisasi yang bisa digoyahkan hanya karena segelintir orang. Ia meminta agar semua pihak kembali pada prinsip musyawarah dan penyelesaian konflik internal secara damai, tanpa melibatkan pihak luar yang tidak memiliki kepentingan yang sah dalam menjaga organisasi.
“NU telah berdiri tegak selama lebih dari satu abad. Jangan biarkan gerakan-gerakan yang tidak sah ini menggerogoti kebesaran NU. Kita harus terus bersatu dan menjaga marwah organisasi ini. Masalah harus diselesaikan secara internal, dengan hikmah, kebijaksanaan, dan musyawarah yang sehat,” pungkasnya. (eki)