KUNINGAN (Mass) – Ketua GP Ansor Kuningan KH Didin Misbahudin menjadi pemateri pada acara Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII Komisariat Uniku. Dalam materinya, Didin memaparkan tentang Islam Nusantara kepada puluhan anggota baru PMII Kuningan tersebut.
“Islam Nusantara bukanlah suatu hal yang baru, sebab telah mewajah dan merujuk pada fakta sejarah penyebaran Islam di wilayah Nusantara. Bahwa Islam di Nusantara telah didakwahkan oleh para pendahulu kita, para Wali Songo dengan cara merangkul budaya, menyelaraskan budaya, menghormati budaya dan tidak memberangus budaya yang menjadi kearifan local,” kata Didin saat mengawali materinya.
Berdasarkan pijakan sejarah itulah lanjut Didin, karakter Islam Nusantara menampilkan wajah Islam yang ramah, damai, terbuka, penuh sopan santun, tatakrama dan agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Islam Nusantara adalah nilai-nilai ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah yang diimplementasikan di bumi nusantara, dan sudah sangat lama dipraktikkan oleh para pendahulu Salafuna As-Solih.
“Islam Nusantara juga dikenal dengan Islam yang penuh toleransi sesuai dengan porsinya yang dikehendaki Allah SWT. Islam yang bisa hidup dalam keberagaman, Islam yang menjunjung tinggi hak-hak perempuan, hak azazi manusia dan lain sebagainya. Islam Nusantara merupakan model ajaran Islam yang tepat diterapkan pada sebuah bangsa yang majemuk, menekankan pada prinsip-prinsip ajaran wasathiyah, inklusif dan saling menghormati,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, baginya Islam Nusantara dalam menyikapi perbedaan agama, suku dan ras bukan menjadi suatu halangan untuk bersatu dalam keragaman atau Bhineka Tunggal Ika. Dalam konteks kekinian, nilai-nilai Islam Nusantara yang berpedoman pada Al-Qur’an, As-sunnah, Al-Ijma’ (konsensus para Sahabat RA, Ulama) dan Al-Qiyas, diamalkan berdasarkan pada UUD 1945 dan ideologi Pancasila dalam bingkai NKRI yang telah berhasil mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk.
“Islam Nusantara berkontribusi sangat signifikan dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Indonesia berpenduduk lebih dari 250 juta, dihuni oleh sekitar 700 suku bangsa, 500 bahasa, ribuan tradisi budaya dan 6 agama serta ratusan kepercayaan lokal lainya,” sebutnya.
Tak hanya itu, menurutnya Islam Nusantara mampu memposisikan diri sebagai kekuatan agama yang mengintegrasikan dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI. Islam Nusantara memaknai keberagaman dan budaya-budaya ketimuran sebagai sebuah kekayaan yang perlu dijaga agar menjadi kekuatan yang membawa manfaat dan maslahat.
“Jika sampai saat ini masih terjadi distorsi dan anggapan bahwa Islam Nusantara adalah suatu hal yang baru dan sama sekali tidak dikenal dalam khazanah pemikiran Keislaman. Distorsi dan anggapan tersebut atau kontroversi yang timbul dikarenakan belum adanya kesamaan pemahaman tentang substansi,” pungkasnya. (rudi)