KUNINGAN (MASS) – Bangsa Indonesia lahir dari keberagaman, Semangat nasionalisme sebagai upaya perlawanan kolonialisme, dan idealisme kuat yang dimiliki oleh pendiri bangsa selain itu juga, Tidak ada satu pun bangsa di dunia yang memiliki ribuan pulau, ratusan etnis, bahasa, dan agama seperti Indonesia. Dalam situasi seperti itu, Pancasila hadir sebagai falsafah pemersatu. Ia bukan sekadar dasar negara, melainkan penuntun moral yang mengikat seluruh elemen bangsa agar tetap utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sejarahnya Pancasila diuji berkali-kali dalam menghadapi tantangannya sebagai falsafah negara diantaranya pemberontakan yang dilakukan DI/TII, PRRI/Permesta, hingga tragedi G30S/PKI, semuanya berusaha menggoyahkan Pancasila. Namun, semua upaya itu berakhir dengan kegagalan. Pancasila tetap berdiri tegak. Kesaktian inilah yang membuktikan bahwa Pancasila tidak bisa digantikan oleh Falsafah lain, karena ia lahir dari rahim sejarah dan budaya bangsa sendiri.
Namun, kesaktian Pancasila tidak berarti bangsa ini boleh lengah. Tantangan hari ini jauh lebih kompleks: korupsi yang merajalela, masih sempitnya lapangan pekerjaan, menguatnya intoleransi, masih kurangnya perhatian terhadap pendidik honorer yang mengabdi belasan dan puluhan tahun, hingga masih derasnya arus berita bohong. Pancasila harus terus dirawat agar tidak hanya menjadi simbol seremonial setiap 1 Oktober, melainkan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai falsafah, Pancasila memberikan arah hidup yang menyeluruh: berketuhanan yang menjunjung moral, berkemanusiaan yang menghargai martabat, berpersatuan yang memupuk solidaritas, berdemokrasi dengan hikmat, dan berkeadilan sosial yang mengutamakan kesejahteraan bersama. Inilah alasan mengapa Pancasila disebut sakti: karena ia bukan hanya kata-kata, tetapi nilai hidup yang mampu menjawab setiap zaman.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang konsisten pada falsafahnya. Jika Pancasila benar-benar dijadikan dasar berpikir, bersikap, dan bertindak, maka Indonesia akan tetap kokoh menghadapi segala ancaman. Kesaktian Pancasila sejatinya terletak pada kesetiaan kita untuk mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan nyata.
Oleh : Muhammad Zainal Akromin S Pd, Guru/Tenaga Pendidik
